BACA JUGA:Sejarah Suku Buton: Warisan Budaya, Kejayaan Kesultanan, dan Kearifan Lokal di Tenggara Sulawesi!
Bahasa ini menjadi sarana penting dalam menjaga identitas dan solidaritas di tengah arus modernisasi.
Secara budaya, Suku Kadayan sangat dekat dengan kehidupan agraris. Mereka dikenal sebagai petani yang andal, terutama dalam bidang pertanian padi dan tanaman obat-obatan tradisional.
Selain itu, mereka juga memanfaatkan hutan secara bijak untuk kebutuhan hidup, seperti mencari rotan, kayu, dan hasil hutan non-kayu lainnya tanpa merusak lingkungan.
Sistem Sosial dan Kehidupan Sehari-Hari
Struktur sosial masyarakat Kadayan bersifat komunal. Mereka hidup dalam komunitas yang saling membantu dan menjunjung tinggi nilai gotong royong.
BACA JUGA:Memahami Sejarah Suku Madura: Perjalanan Budaya dari Pulau Garam!
Kepala adat memiliki peran penting dalam menyelesaikan masalah sosial dan menjaga keharmonisan dalam kelompok.
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Kadayan menjalani hidup yang sederhana namun penuh makna. Rumah tradisional mereka biasanya terbuat dari kayu dan dibangun secara bergotong royong.
Pola hunian mereka biasanya membentuk perkampungan yang berdekatan, sehingga memungkinkan interaksi sosial yang intens dan menjaga kekompakan antarwarga.
Kepercayaan dan Tradisi
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Suku Paser: Warisan Budaya Tertua di Kalimantan Timur!
Meskipun mayoritas Suku Kadayan kini memeluk agama Islam, tradisi dan kepercayaan leluhur masih tetap dilestarikan, terutama dalam bentuk adat dan upacara budaya.
Misalnya, dalam perayaan panen atau ketika membuka ladang baru, mereka masih melakukan ritual adat sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan dan roh leluhur.
Tradisi lisan juga memainkan peran penting dalam pelestarian nilai-nilai suku.
Cerita rakyat, peribahasa, dan petuah bijak diwariskan secara turun-temurun melalui cerita malam, terutama oleh para orang tua kepada generasi muda.