Sebagai penutup, dilakukan pemotongan rambut halus anak sebagai simbol pembersihan, dan pemberian makanan khas seperti tumpeng mini dan jenang tujuh warna, yang menyimbolkan keberagaman harapan baik dari keluarga.
Makna Sosial dan Pelestarian Budaya
BACA JUGA:Sejarah Danau Suoh: Jejak Geologi, Legenda, dan Pesona Alam dari Tanah Lampung!
Dalam pelaksanaannya, para kerabat, tetangga, dan sahabat biasanya turut hadir untuk menyaksikan dan memberi doa restu. Tradisi ini mempererat solidaritas dan kebersamaan di tengah masyarakat.
Di tengah arus modernisasi, tradisi Tedak Siten tetap bertahan dan bahkan mulai digemari kembali oleh generasi muda, terutama mereka yang ingin merayakan momen pertumbuhan anak dengan nuansa budaya lokal.
Beberapa keluarga memilih untuk mengemasnya dalam bentuk acara yang lebih praktis namun tetap mempertahankan esensi ritualnya.