Sejarah Tedak Siten: Tradisi Unik Turun ke Tanah dalam Budaya Jawa yang Sarat Makna Filosofis!

Jumat 23-05-2025,21:00 WIB
Reporter : Lia
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM - Indonesia dikenal sebagai negeri yang kaya akan budaya dan tradisi, salah satunya adalah Tedak Siten, sebuah upacara adat khas masyarakat Jawa yang sarat makna dan nilai spiritual.

Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk syukur sekaligus doa saat seorang anak mulai belajar menginjakkan kakinya ke tanah untuk pertama kalinya.

Tedak Siten tidak hanya menjadi peristiwa penting dalam pertumbuhan anak, tetapi juga mencerminkan filosofi hidup masyarakat Jawa yang menghargai setiap fase kehidupan.

Asal Usul dan Makna Filosofis

BACA JUGA:Afrika Selatan Terbelah Sistem Apartheid yang Menindas Jutaan Orang

Secara harfiah, Tedak Siten berarti "turun ke tanah". Tradisi ini biasanya dilakukan ketika anak berusia sekitar 7 hingga 11 bulan, yakni saat ia mulai menunjukkan keinginan untuk berdiri atau berjalan.

Upacara ini berakar dari falsafah Jawa yang sangat menjunjung tinggi keterikatan manusia dengan alam dan Sang Pencipta.

Dalam pandangan masyarakat Jawa, tanah bukan hanya tempat berpijak, tetapi juga simbol kehidupan dan kesuburan.

Dengan menginjakkan kaki ke tanah untuk pertama kalinya, anak dianggap mulai memasuki dunia nyata, meninggalkan masa bayi yang sepenuhnya bergantung pada orang tua.

BACA JUGA:Mengungkap Batu-Batu Bernada dari Lembah Sulawesi, Misteri Peradaban yang Hilang Tak Terungkap

Tedak Siten juga merupakan bentuk penghormatan terhadap Ibu Pertiwi, sebagai lambang alam dan kehidupan.

Melalui ritual ini, orang tua berharap anak tumbuh menjadi pribadi yang kuat, berakhlak mulia, serta mampu menghadapi tantangan hidup dengan bijaksana.

Rangkaian Prosesi Tedak Siten

Upacara Tedak Siten memiliki sejumlah rangkaian ritual yang khas dan penuh simbolisme.

Meskipun tata caranya bisa sedikit berbeda tergantung daerah dan keluarga, namun secara umum terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut:

Kategori :