Sejarah Tedak Siten: Tradisi Unik Turun ke Tanah dalam Budaya Jawa yang Sarat Makna Filosofis!

Jumat 23-05-2025,21:00 WIB
Reporter : Lia
Editor : Almi

BACA JUGA: Suku Berco Sumbawa, Suku Kecil dengan Tradisi yang Kuat di Sumbawa. Ini Fakta Lainnya!

Pemilihan Hari Baik

Sebagaimana tradisi Jawa lainnya, pelaksanaan Tedak Siten dimulai dengan memilih hari dan waktu yang dianggap membawa berkah. Penentuan ini biasanya didasarkan pada perhitungan weton dalam penanggalan Jawa.

Pijakan di Tanah

Anak yang menjadi subjek upacara akan dipakaikan pakaian terbaik, lalu dibimbing untuk menginjak tanah yang telah disiapkan dalam sebuah nampan.

Naik Tangga Tebu

BACA JUGA:Sejarah Danau Teratai: Legenda, Keindahan Alam, dan Warisan Budaya dari Tanah Lahat!

Setelah menginjak tanah, anak akan diarahkan menaiki tangga kecil yang terbuat dari batang tebu wulung (hitam) dan tebu arum (manis).

Simbol ini menyiratkan harapan bahwa anak kelak akan menapaki kehidupan dengan manis, walau melalui jalan yang terkadang pahit.

Masuk ke Kurungan

Benda yang pertama kali diambil oleh si anak dipercaya sebagai pertanda minat dan profesi masa depannya. Meski bersifat simbolis, banyak orang tua percaya bahwa hasilnya bisa menjadi petunjuk karakter anak.

Pemberian Sesaji dan Doa

BACA JUGA:Sejarah Museum Mulawarman: Menyimpan Jejak Peradaban dan Budaya Kalimantan Timur!

Upacara dilengkapi dengan persembahan sesaji dan doa, dipimpin oleh sesepuh keluarga atau juru kunci adat.

Doa ditujukan agar anak selalu dalam lindungan Tuhan, diberi rezeki, dan tumbuh menjadi pribadi yang bermanfaat bagi lingkungan.

Akhir Acara

Kategori :