BACA JUGA:Indonesia Hampir Terpecah Ini Sejarah Kelam Republik Serikat yang Jarang Dibahas
Dalam prosesi ini, masyarakat membawa hasil panen terbaik mereka ke altar persembahan. Padi dianggap sakral karena merupakan simbol kehidupan dan rezeki.
Salah satu tarian yang biasa ditampilkan adalah Tari Ngajat, yang dilakukan oleh para penari pria dan wanita dengan busana tradisional lengkap.
Tarian ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga memiliki makna spiritual sebagai bentuk penghormatan kepada roh leluhur.
Budaya dan Kebersamaan
BACA JUGA:Terungkap Sumpah Pemuda Bukan Sekadar Ikrar, Tapi Ledakan Semangat Nasionalisme
Masyarakat saling membantu memasak makanan tradisional, menghias rumah panjang, hingga menyiapkan tempat menginap bagi tamu yang datang dari luar kampung.
Tradisi minum tuak bersama juga menjadi simbol persaudaraan dan sukacita. Tak jarang, tamu dari berbagai latar belakang dan bahkan turis asing ikut merasakan kehangatan acara ini.
Ada pula lomba-lomba budaya seperti memahat, melukis motif Dayak, serta permainan tradisional yang melibatkan seluruh anggota masyarakat.
Transformasi dan Pelestarian
Seiring perkembangan zaman, Gawai Dayak kini tidak hanya berfungsi sebagai ritual adat, tapi juga sebagai alat pelestarian budaya.
BACA JUGA:Dentuman Meriam Menggema Serangan Umum 1 Maret yang Mengguncang Dunia
Pemerintah daerah dan lembaga kebudayaan setempat turut mendukung pelaksanaan Gawai sebagai bagian dari promosi pariwisata budaya.
Namun demikian, masyarakat adat tetap menjaga keaslian nilai-nilai spiritual dalam ritual ini agar tidak semata-mata menjadi tontonan.
Upaya pelestarian juga dilakukan melalui pendidikan budaya kepada generasi muda.
Di banyak komunitas, anak-anak diajarkan menari, memainkan alat musik tradisional, serta memahami filosofi di balik setiap ritual. Hal ini penting untuk menjaga kesinambungan identitas Dayak di tengah arus modernisasi.