Ritual Tiwah: Tradisi Sakral Masyarakat Dayak Ngaju dalam Mengantar Arwah ke Alam Abadi!

Senin 05-05-2025,17:30 WIB
Reporter : Lia
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM - Di tengah rimbunnya hutan Kalimantan Tengah, hidup sebuah tradisi tua yang tetap bertahan meski zaman terus berubah.

Tradisi itu adalah Tiwah, sebuah upacara sakral masyarakat Dayak Ngaju untuk mengantar arwah leluhur menuju Lewu Tatau, tempat tinggal abadi di alam roh.

Lebih dari sekadar prosesi adat, Tiwah adalah cerminan filosofi hidup, penghormatan mendalam pada leluhur, dan wujud kekayaan budaya yang tak ternilai.

Makna dan Tujuan Tiwah

BACA JUGA:Menyelami Makna Sakral di Balik Pernikahan Adat Suku Tolaki

Bagi masyarakat Dayak Ngaju, kematian bukanlah akhir. Mereka percaya bahwa setelah meninggal, roh seseorang belum sepenuhnya tenang.

Roh tersebut perlu dipersiapkan dan "dikirimkan" melalui serangkaian ritual agar bisa mencapai alam baka secara damai. Di sinilah Tiwah memainkan perannya.

Tujuan utama Tiwah adalah membebaskan roh dari dunia sementara dan mengantarkannya menuju Lewu Tatau, tempat suci yang diyakini sebagai kediaman terakhir para leluhur.

Tanpa ritual ini, roh dianggap masih gentayangan dan bisa membawa gangguan bagi keluarga yang ditinggalkan.

BACA JUGA:Sejarah Gua Telapak Tangan Sangkulirang: Warisan Prasejarah di Kalimantan Timur!

Tiwah biasanya dilakukan beberapa bulan hingga bertahun-tahun setelah kematian, tergantung kesiapan keluarga, terutama dari segi finansial dan sosial.

Pasalnya, upacara ini tergolong besar dan membutuhkan biaya serta tenaga yang tidak sedikit.

Proses dan Rangkaian Ritual

Ritual Tiwah dapat berlangsung selama beberapa hari hingga berminggu-minggu, tergantung jumlah arwah yang akan dihantarkan dan adat istiadat setempat. Berikut beberapa tahapan penting dalam ritual Tiwah:

Penggalian Tulang dan Pembersihan

Kategori :