Menelusuri Suku Bajo dan Ritual Laut: Kearifan Bahari dalam Harmoni Manusia dan Alam!

Senin 05-05-2025,15:30 WIB
Reporter : Lia
Editor : Almi

Prosesi Ritual

Ritual biasanya dipimpin oleh tokoh adat atau dukun laut, yang memiliki pengetahuan mendalam tentang dunia spiritual dan alam.

Persiapan dimulai dengan membuat sesajen, yang terdiri dari makanan laut, bunga, sirih pinang, dan kue-kue tradisional. Beberapa komunitas juga menyembelih ayam atau kambing sebagai bagian dari persembahan.

Prosesinya dilakukan di atas perahu yang dihias khusus, yang kemudian dibawa ke tengah laut.

Di sanalah doa-doa dilantunkan, lagu-lagu tradisional dinyanyikan, dan sesajen dihanyutkan ke laut sebagai bentuk persembahan. Momen ini sering kali menjadi ajang kebersamaan, diiringi oleh musik dan tarian khas Bajo.

BACA JUGA:Wajib Diketahui! Kerajaan Majapahit Tidak Mampu Taklukan Kerajaan Ini, Ada Apa?

Selain prosesi spiritual, ritual laut juga mencerminkan nilai-nilai sosial seperti gotong royong, kebersamaan, dan solidaritas antarwarga.

Makna Filosofis di Balik Ritual

Bagi Suku Bajo, laut bukan benda mati, melainkan entitas hidup yang harus dihormati. Mereka percaya bahwa menjaga hubungan baik dengan laut adalah kunci dari keberlangsungan hidup.

Melalui ritual, mereka menegaskan kembali perjanjian tak tertulis antara manusia dan alam.

Ritual laut juga menjadi bentuk ekspresi ekologis, meski tanpa konsep formal tentang konservasi.

Dalam tradisi mereka, mengambil hasil laut harus dilakukan dengan etika dan tidak berlebihan. Laut harus diberi waktu untuk pulih, dan tidak semua makhluk laut boleh ditangkap.

BACA JUGA:Fakta Mengejutkan Sejarah Pribumi Tersembunyi dalam Setiap Halaman Bumi Manusia

Ini menunjukkan bahwa meskipun bersifat spiritual, praktik mereka mengandung kearifan ekologis yang relevan dengan isu lingkungan masa kini.

Tantangan dan Pelestarian Budaya

Sayangnya, modernisasi dan tekanan ekonomi membuat banyak generasi muda Suku Bajo mulai meninggalkan tradisi ini.

Kategori :