BACA JUGA:Sejarah dan Keajaiban Alam Bukit Jamur: Formasi Batu yang Menyerupai Jamur di Ngawi, Jawa Timur!
Meskipun kepercayaan Kristen telah menjadi agama mayoritas di Toraja sejak awal abad ke-20, banyak unsur dalam Rambu Solo tetap dipertahankan.
Bahkan, sejumlah pendeta gereja Toraja mengakui nilai budaya dan sosial dari ritual ini.
Kini, Rambu Solo seringkali dilaksanakan dengan penyesuaian: doa-doa Kristen dimasukkan, namun tetap mempertahankan struktur dan nilai-nilai leluhur.
Pariwisata juga memainkan peran penting dalam pelestarian Rambu Solo. Banyak wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, datang ke Toraja untuk menyaksikan upacara ini.
Hal ini mendorong masyarakat setempat untuk terus menjaga keaslian tradisi, meskipun dengan beberapa elemen yang dikomersialisasi.