PAGARALAMPOS.COM - Di antara reruntuhan kejayaan masa lampau, Candi Surawana berdiri sebagai saksi bisu atas perjalanan panjang peradaban Kerajaan Majapahit.
Terletak di Desa Canggu, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, candi ini menyimpan kisah sejarah yang menarik dan nilai budaya yang tinggi.
Meskipun tidak sepopuler candi-candi besar lainnya seperti Candi Borobudur atau Prambanan, Candi Surawana tetap memegang peran penting dalam memelihara warisan leluhur bangsa.
Asal-usul dan Fungsi Candi
BACA JUGA:Sejarah Berdarah Inilah Jejak Kelam Westerling yang Masih Membekas di Sulawesi
Candi Surawana, yang juga dikenal sebagai Candi Wishnubhawanapura, dibangun sekitar tahun 1390 Masehi.
Ia wafat pada tahun 1388 M, dan pembangunan candi ini dipercaya sebagai upaya pemujaan dan penghormatan terhadap arwahnya.
Tidak seperti kebanyakan candi yang dibangun untuk kepentingan agama Hindu-Buddha secara umum, Candi Surawana memiliki fungsi utama sebagai candi perabuan atau candi makam.
Ini berarti candi ini merupakan tempat simbolik untuk menyimpan abu jenazah atau mengenang tokoh penting yang telah meninggal.
BACA JUGA:Jejak Kelam Perjanjian Giyanti Saat Saudara Jadi Musuh demi Kekuasaan
Arsitektur dan Bahan Bangunan
Candi ini dibangun menggunakan batu andesit dengan ukuran dasar sekitar 7,8 x 7,8 meter. Struktur candi menghadap ke barat, dan dikelilingi oleh pagar batu bata yang kini sebagian besar sudah tidak tampak.
Dinding luar candi dipenuhi dengan ukiran cerita-cerita moral dan epik dari kisah Mahabharata, Ramayana, hingga cerita rakyat seperti Arjunawiwaha dan Sri Tanjung.
Selain menggambarkan nilai-nilai religius dan kepahlawanan, relief tersebut juga menyiratkan pesan moral kepada masyarakat pada masa itu.
Kekayaan Cerita dalam Relief