Menyikapi Sejarah Candi Lumbung: Jejak Kejayaan Masa Lalu di Lereng Merapi!

Jumat 02-05-2025,08:29 WIB
Reporter : Lia
Editor : Almi

Ini merupakan simbol keterbukaan ajaran Buddha terhadap semua arah kehidupan.

Di dalam bilik utama (garbagriha), terdapat arca Buddha dalam posisi dhyana mudra (meditasi), menggambarkan ajaran utama Buddha tentang ketenangan batin dan pencerahan spiritual.

Latar Sejarah

Candi Lumbung diperkirakan dibangun pada abad ke-8 hingga 9 Masehi, bersamaan dengan masa kejayaan Kerajaan Mataram Kuno, tepatnya di bawah pemerintahan Wangsa Syailendra.

Dinasti ini dikenal sebagai penganut ajaran Buddha Mahayana dan merupakan penguasa yang membangun banyak candi megah di Jawa Tengah, termasuk Borobudur.

BACA JUGA:Yuk Menggali Sejarah Bukittinggi, Kota Penuh Makna dan Keindahan Alam yang Memaukau!

Pembangunan Candi Lumbung diperkirakan merupakan bagian dari proyek besar spiritual dan kultural yang mencerminkan keagungan ajaran Buddha serta kekuasaan politik dinasti tersebut.

Letaknya yang tidak jauh dari Candi Sewu dan Candi Bubrah juga menunjukkan bahwa kawasan ini dulunya adalah pusat keagamaan dan budaya Buddha yang sangat aktif.

Peran dan Fungsi

Kehadiran banyak arca dan candi perwara menandakan bahwa tempat ini merupakan pusat kegiatan keagamaan yang penting bagi para bhikkhu dan umat Buddha pada masanya.

Selain fungsi spiritual, candi ini juga berfungsi sebagai simbol kekuasaan dan legitimasi raja.

BACA JUGA:Sejarah dan Makna Kuburan Batu Toraja: Tradisi Unik yang Menghubungkan Dunia Manusia dan Alam Roh!

Dalam tradisi klasik Asia Tenggara, pembangunan candi merupakan manifestasi kesalehan dan kekuasaan raja terhadap rakyat dan dewa-dewa.

Pelestarian dan Pariwisata

Candi Lumbung saat ini menjadi bagian dari destinasi wisata sejarah yang terintegrasi dengan kawasan Prambanan.

Upaya pelestarian dilakukan dengan melibatkan ahli arkeologi, sejarahwan, serta komunitas lokal.

Kategori :