Bangunan utama di keraton terbagi menjadi beberapa bagian seperti Pagelaran, Siti Hinggil, Kedaton, dan Kamandhungan, yang masing-masing memiliki fungsi tertentu.
Elemen-elemen bangunan di Keraton juga dipenuhi dengan ornamen khas Jawa yang memadukan pengaruh Hindu-Buddha dan Islam, mencerminkan proses akulturasi budaya yang kaya.
Peran Keraton dalam Sejarah
Keraton Yogyakarta memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia, tidak hanya sebagai pusat pemerintahan Kesultanan, tetapi juga sebagai benteng perlawanan terhadap penjajahan Belanda.
BACA JUGA:Sejarah Jembatan Teluk Kendari: Simbol Kemajuan Infrastruktur di Sulawesi Tenggara!
Sultan Hamengkubuwono IX dikenal sebagai tokoh yang sangat berperan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dan memberikan dukungan penuh pada republik yang baru terbentuk pada 1945.
Ketika Jakarta terancam akibat agresi militer Belanda, Keraton Yogyakarta menjadi pusat pemerintahan sementara bagi Republik Indonesia. Atas kontribusinya tersebut, Yogyakarta dianugerahi status Daerah Istimewa oleh pemerintah Indonesia.
Keraton di Zaman Modern
Meskipun Indonesia kini merupakan negara republik, Keraton Yogyakarta tetap berfungsi sebagai lembaga budaya dan simbol keistimewaan daerah.
Sultan yang kini menjabat, Sri Sultan Hamengkubuwono X, memiliki peran ganda sebagai raja adat sekaligus Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.
Hal ini menjadikan Yogyakarta satu-satunya provinsi di Indonesia yang dipimpin oleh seorang raja yang juga merupakan pejabat pemerintahan.
BACA JUGA:Sejarah Suku Buton: Jejak Peradaban Maritim dan Kejayaan Kesultanan di Timur Nusantara!
BACA JUGA:Mengenal Kisah Sejarah Manokwari: Kota Injil di Ujung Timur Nusantara!
Beberapa bagian dari Keraton kini dibuka untuk umum dan dijadikan museum yang menyimpan benda-benda pusaka, koleksi kerajaan, serta dokumentasi sejarah perjuangan para Sultan Yogyakarta.
Pelestarian Budaya