Sejarah Suku Buton: Jejak Peradaban Maritim dan Kejayaan Kesultanan di Timur Nusantara!
Sejarah Suku Buton: Jejak Peradaban Maritim dan Kejayaan Kesultanan di Timur Nusantara!-net: foto-
PAGARALAMPOS.COM - Salah satu tonggak sejarah penting Suku Buton adalah berdirinya Kesultanan Buton pada abad ke-14.
Namun, pada abad ke-16, kerajaan ini berubah menjadi kesultanan setelah raja keempat, Lakilaponto, memeluk Islam dan kemudian bergelar Sultan Murhum Kaimuddin Khalifatul Khamis.
Perubahan ini menandai awal baru dalam sistem pemerintahan dan keagamaan di Buton.
Salah satu peninggalan penting adalah Martabat Tujuh, sistem hukum adat yang dijadikan dasar pengelolaan negara.
BACA JUGA:Alasan Mengapa Ibu Kandung Kartini Hanya Berstatus Selir dan Memanggil Anak-anaknya dengan 'Ndoro'
Aturan ini mencakup aspek pemerintahan, sosial, hingga keagamaan, dan dilestarikan secara tertulis serta lisan.
Peran Strategis di Jalur Perdagangan
Kapal-kapal dari berbagai penjuru Nusantara, bahkan luar negeri seperti Cina dan Arab, sering singgah di pelabuhan-pelabuhan Buton untuk berdagang rempah-rempah, hasil laut, dan komoditas lainnya.
Sebagai bangsa pelaut, masyarakat Buton dikenal tangguh dan mahir berlayar.
BACA JUGA:Kisah Misterius Makam Pendiri Surabaya yang Ditemukan Saat Kebakaran Hebat di Tahun 1980-an
Mereka memiliki armada laut yang kuat dan sistem pertahanan yang kokoh, termasuk Benteng Keraton Buton di Baubau yang menjadi salah satu benteng terluas di dunia.
Benteng ini bukan hanya simbol kekuatan militer, tapi juga pusat pemerintahan dan kebudayaan kala itu.
Bahasa dan Budaya
Suku Buton memiliki bahasa daerah sendiri, yaitu Bahasa Wolio, yang hingga kini masih digunakan, terutama di kalangan masyarakat tua dan dalam upacara adat.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
