Maka, ia menyusun siasat untuk menolak secara halus, namun tetap mempertahankan martabatnya.
BACA JUGA:Memahami Kisah Sejarah Monumen Jalesveva Jayamahe: Simbol Kejayaan Maritim Indonesia
Syarat Mustahil: Seribu Candi dalam Semalam
Ia meminta agar Bandung Bondowoso membangun 1.000 candi dalam waktu satu malam saja. Tentu saja, permintaan itu dibuat untuk menggagalkan niat sang pangeran.
Namun siapa sangka, Bandung Bondowoso menerima tantangan itu dengan serius.
Dengan kekuatan supranaturalnya, ia memanggil bantuan dari makhluk-makhluk halus, jin, dan roh-roh gaib untuk membantu membangun candi-candi tersebut.
Dalam waktu singkat, ratusan candi sudah berdiri, dan saat malam hampir usai, jumlahnya sudah mencapai 999 buah.
BACA JUGA:Menelusuri Jejak Sejarah Danau dan Gunung Merbabu: Warisan Alam, Budaya, dan Mitologi di Jawa Tengah
Roro Jonggrang panik. Ia tidak menyangka bahwa Bandung Bondowoso benar-benar mampu menyelesaikan tugas tersebut.
Tak ingin kalah, ia pun memerintahkan para dayangnya untuk menumbuk padi dan menyalakan api di timur, seolah-olah fajar telah menyingsing.
Para makhluk gaib yang membantu pembangunan candi pun mengira hari sudah pagi. Mereka menghentikan pekerjaannya dan menghilang. Bandung Bondowoso yang menyadari kecurangan ini sangat marah.
Kutukan Abadi
BACA JUGA:Menggali Kisah Sejarah Danau Talang: Permata Alam di Kaki Gunung Talang
Dengan amarah yang meluap, Bandung Bondowoso mengutuk Roro Jonggrang menjadi batu sebagai candi terakhir yang ke-1.000.
Sang putri pun berubah menjadi arca batu, dan dipercaya kini menjadi arca Dewi Durga di dalam Candi Siwa, bagian dari kompleks Candi Prambanan.
Sejak saat itu, candi tersebut dikenal dengan nama Candi Roro Jonggrang, sebagai peringatan atas kisah cinta yang berujung tragis dan penuh pengkhianatan.