Pada tahun 1831, jembatan baru dari batu granit dibangun menggantikan versi abad pertengahan.
BACA JUGA:Sejarah Jembatan Teluk Kendari: Simbol Kemajuan Infrastruktur di Sulawesi Tenggara!
Menariknya, pada tahun 1968, jembatan ini dijual ke pengusaha Amerika Serikat, Robert P. McCulloch, yang membongkarnya dan memindahkannya ke Lake Havasu City, Arizona, di mana ia masih berdiri hingga kini sebagai daya tarik wisata.
Jembatan London yang ada saat ini adalah hasil renovasi yang diselesaikan pada tahun 1973, dengan desain yang lebih modern dan minimalis, namun tetap menjaga esensi sejarah yang melekat padanya.
Jembatan ini telah menyaksikan banyak peristiwa penting: mulai dari eksekusi publik pada masa Tudor, parade kerajaan, hingga aktivitas ekonomi dan budaya yang terus berkembang di kota metropolitan ini.
London Bridge juga sering muncul dalam sastra dan budaya populer, salah satunya adalah melalui lagu anak-anak "London Bridge is Falling Down," yang terkenal di banyak negara di seluruh dunia.
BACA JUGA:Mengulik Sejarah MULO: Jejak Pendidikan Masa Kolonial di Indonesia!
Lagu tersebut bukan hanya sekadar nyanyian, melainkan gambaran simbolis atas perjalanan jembatan ini yang berkali-kali runtuh dan dibangun kembali.
London Bridge, meskipun mengalami berbagai perubahan fisik, tetap menjadi simbol dari kekuatan sejarah dan ketahanan sebuah peradaban.
Dari jembatan kayu sederhana hingga struktur modern yang fungsional, ia terus berperan sebagai penghubung bukan hanya dua daratan, tapi juga dua zaman: masa lalu yang penuh cerita dan masa depan yang terus bergerak maju.