Oleh sebab itu, pantai ini kerap dijadikan lokasi penting dalam berbagai ritual spiritual, termasuk upacara labuhan,
BACA JUGA:Bikin Penasaran? Ini dia Mitos dan Sejarah Curug Putri Palutungan Tempat Mandi Sang Putri Jelita
BACA JUGA:Menelusuri Keberadaan Candi Bumi Ayu Sejarah yang Tak Terlupakan!
yaitu persembahan sesajen dari Keraton Yogyakarta kepada sang ratu laut sebagai bentuk penghormatan dan permohonan keselamatan bagi rakyat dan kerajaan.
Tidak hanya dalam aspek spiritual dan mistis, sejarah Pantai Parangtritis juga berkaitan erat dengan perkembangan budaya dan masyarakat lokal.
Selama berabad-abad, masyarakat sekitar pantai hidup berdampingan dengan alam dan mitologi, membentuk suatu kearifan lokal yang unik.
Mereka tidak hanya memanfaatkan hasil laut sebagai sumber ekonomi,
BACA JUGA:Sejarah Suku Bali, Perjalanan Sejarah Suku Bali yang Membentuk Identitas Budaya Kuat
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah dan Budaya Suku Sunda Dari Kerajaan Sunda Hingga Masa Kini
tetapi juga menjaga tradisi leluhur seperti larangan mengenakan pakaian hijau saat berkunjung ke pantai warna yang diyakini sebagai kesukaan Nyi Roro Kidul dan bisa mengundang hal-hal gaib jika dilanggar.
Dalam konteks sejarah kolonial, wilayah Parangtritis juga sempat menjadi lokasi pengamatan oleh para ahli geologi dan ilmuwan Belanda karena formasi geologisnya yang menarik.
Bahkan hingga kini, kawasan Parangtritis menjadi pusat penelitian geografi, mitologi, dan budaya Jawa yang masih sangat hidup.
Dengan segala keunikan dan kekayaan historisnya, Pantai Parangtritis tidak hanya menjadi tempat liburan yang menyenangkan, tetapi juga sebuah ruang kontemplatif yang menghubungkan manusia dengan alam dan dimensi spiritual.
Sejarah panjang yang melekat di pantai ini menjadikannya bukan sekadar lanskap pesisir biasa, melainkan bagian penting dari narasi besar kebudayaan Jawa.
Mulai dari kisah mistis Nyi Roro Kidul, jejak pelarian para tokoh Majapahit, hingga tradisi budaya yang masih dijaga oleh Keraton Yogyakarta, semuanya melebur di Parangtritis.