PAGARALAMPOS.COM - Lebaran selalu menjadi momen yang dinanti-nantikan oleh umat Muslim di Indonesia.
Hari raya ini identik dengan kebersamaan, silaturahmi, dan saling memaafkan.
Namun, bagaimana jika Lebaran berlangsung di tengah tahun politik?
Di saat suhu politik sedang memanas, apakah tradisi silaturahmi tetap berjalan dengan harmonis, atau justru berpotensi menjadi ajang debat politik?
BACA JUGA:124 Napi di Pagar Alam Mendapatkan Remisi Lebaran, Hukumannya Berkurang Segini
Lebaran dan Dinamika Tahun Politik
Tahun 2024 menjadi tahun politik di Indonesia, dengan pemilihan umum yang berlangsung untuk memilih pemimpin negara dan wakil rakyat.
Kondisi ini tentu membawa dampak pada berbagai aspek kehidupan, termasuk interaksi sosial selama Lebaran.
Dalam beberapa tahun terakhir, perbedaan pandangan politik sering kali menjadi pemicu perdebatan di tengah keluarga atau lingkungan pertemanan.
Media sosial dipenuhi oleh diskusi panas hingga perpecahan akibat perbedaan pilihan politik.
BACA JUGA:8 Tradisi Lebaran Paling Unik di Indonesia – No. 5 Bikin Merinding!
Maka, pertanyaannya adalah, apakah Lebaran di tahun politik ini bisa tetap menjadi ajang mempererat silaturahmi, atau justru memperuncing perbedaan?
Tantangan Silaturahmi di Tahun Politik
Perbedaan Pilihan Politik
Saat berkumpul bersama keluarga besar atau teman lama, sering kali muncul pertanyaan seputar siapa yang didukung dalam pemilu.