3. Kemudahan Akses Modal melalui Fintech
Dulu, salah satu kendala utama UMKM adalah sulitnya mendapatkan modal usaha dari perbankan karena keterbatasan jaminan dan administrasi yang rumit.
Kini, dengan berkembangnya financial technology (fintech), UMKM dapat mengakses pendanaan dengan lebih mudah melalui pinjaman online, crowdfunding, hingga program pendanaan berbasis blockchain.
BACA JUGA:Generasi Alpha di 2025: Anak Muda Super Cerdas atau Ketergantungan Teknologi?
Hal ini membuka peluang besar bagi UMKM untuk berkembang lebih cepat.
4. Meningkatnya Permintaan Produk Lokal
Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya mendukung produk lokal semakin meningkat.
Dengan berbagai kampanye nasional seperti "Bangga Buatan Indonesia", UMKM mendapatkan momentum untuk meningkatkan penjualan.
Produk-produk khas daerah seperti makanan tradisional, kerajinan tangan, dan fashion berbasis budaya lokal kini semakin diminati, baik di dalam negeri maupun mancanegara.
BACA JUGA:Self-Healing di 2025: Masih Bermanfaat atau Cuma Tren Sesaat?
Tantangan UMKM di Era Digital 2025
1. Persaingan yang Semakin Ketat
Meskipun digitalisasi membuka banyak peluang, persaingan juga semakin ketat.
UMKM tidak hanya bersaing dengan bisnis lokal, tetapi juga dengan perusahaan besar yang memiliki sumber daya lebih besar.
Tanpa strategi pemasaran digital yang kuat, UMKM bisa kalah bersaing dengan merek-merek besar yang lebih dikenal.
2. Kurangnya Literasi Digital