Self-Healing di 2025: Masih Bermanfaat atau Cuma Tren Sesaat?

Kamis 20-03-2025,17:38 WIB
Reporter : Gelang
Editor : Almi

Banyak orang mulai mengadopsi pola makan sehat, rutin berolahraga, serta menjalani terapi alternatif seperti mindfulness dan aromaterapi sebagai bagian dari perjalanan self-healing mereka.

Tantangan dalam Praktik Self-Healing

Meskipun masih relevan, self-healing juga menghadapi beberapa tantangan di tahun 2025:

Misinterpretasi Konsep

Banyak orang menganggap self-healing sebagai solusi instan untuk semua masalah emosional, padahal proses ini membutuhkan waktu dan konsistensi.

Tidak semua metode cocok untuk setiap individu, sehingga pendekatan yang lebih personal diperlukan.

BACA JUGA:K-Pop di 2025: Masih Berjaya atau Akan Segera Tenggelam?

Komersialisasi Berlebihan

Tren self-healing yang semakin populer juga dimanfaatkan oleh industri untuk menghasilkan keuntungan.

Banyak produk dan layanan berlabel "self-healing" dijual dengan harga tinggi tanpa jaminan efektivitasnya, sehingga masyarakat perlu lebih kritis dalam memilih metode yang benar-benar bermanfaat.

Kurangnya Dukungan Profesional

Self-healing memang dapat membantu individu dalam mengelola stres dan kecemasan, tetapi dalam kasus gangguan mental yang lebih serius, bantuan dari profesional seperti psikolog atau psikiater tetap diperlukan.

Mengandalkan self-healing semata tanpa dukungan medis dapat berisiko memperburuk kondisi seseorang.

BACA JUGA:Fashion 2025: Gaya Retro Kembali atau Saatnya Berpakaian Seperti di Film Sci-Fi?

Self-healing masih akan tetap relevan di tahun 2025, terutama karena tekanan hidup yang semakin besar dan meningkatnya kesadaran akan kesehatan mental.

Namun, penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa self-healing bukanlah solusi instan, melainkan proses yang membutuhkan kesabaran dan keseimbangan.

Kategori :