
Pendirian Gereja Baru
Sebagai peringatan 100 tahun penguasaan Belanda atas Melaka, komunitas Belanda memutuskan untuk membangun gereja baru yang lebih besar.
Batu pertama pembangunan gereja ini diletakkan oleh Kapten Borjuis Melaka, Abraham de Wind, sebagai penghormatan bagi ayahnya, Claas de Wind, seorang tokoh penting di kota tersebut.
Setelah proses pembangunan yang berlangsung lebih dari satu dekade, gereja ini akhirnya berdiri megah pada tahun 1753 dan mulai digunakan sebagai gereja utama komunitas Belanda.
Pergantian Kepemilikan dan Nama
Seiring dengan perubahan politik yang terjadi akibat Perjanjian Inggris-Belanda tahun 1824, Melaka jatuh ke tangan Inggris.
Pada tahun 1838, gereja ini dikuduskan kembali melalui upacara yang dipimpin oleh Uskup Kolkata, Daniel Wilson, dan namanya diubah menjadi Christ Church.
Pada tahun 1858, pemeliharaan gereja ini diambil alih oleh Pemerintah Negeri-Negeri Selat.
Keunikan Arsitektur Christ Church Melaka
Bangunan gereja tersebut mempunyai bentuk arsitektur kolonial Belanda yang kuat dengan model bentuk sederhana tetapi tetap poly mencerminkan kemegahan.
Dimensi bangunannya sekitar 25 meter panjang, 13 meter lebar, dan langit-langitnya mencapai ketinggian 12 meter.
Bahan yg digunakan dalam pembangunannya mencerminkan pengaruh Belanda oleh bata merah impor hingga ubin khas negara Belanda uintuk atap.
Salah satu benda menarik merupakan keliru satu penggunaan balok kayu panjang yang menopang langit-langit dibuat dan1 batang pohon besar.
BACA JUGA:Jejak Peradaban Tersembunyi: Arkeolog Temukan Kota Kuno Berusia 2.000 Tahun di Arab Saudi