
Ciri khas masjid ini terlihat dari kubah-kubahnya yang berwarna hitam, yang terbuat dari genteng kayu keras.
Interiornya menghiasi dengan pilar megah lantai marmer hingga China jendela kaca patri dan Belgia hingga lampu gantung berbahan perunggu yang memperindah suasana di dalam masjid.
Batu masjid utama diimpor langsung dari Belanda di awalnya, desain baru itupun sangat berbeda-beda dari bangunan masjid sebelumnya hingga sempat menuai penolakan dari masyarakat Aceh.
Namun seiring waktu Masjid Raya Baiturrahman menjadi salah satu bangunan yang paling dibanggakan di Banda Aceh.
Saat itu masjid ini mempunyai 7 kubah 8 menara dan 32 pilar yang memperkokoh strukturnya wisatawan bisa merasakan keindahan arsitekturnya sekaligus menikmati ketenangan spiritual di dalamnya!
Fungsi dan Peran
Masjid Raya Baiturrahman mempunyai peran penting dalam kehidupan warga Aceh tidak hanya sebagai tempat ibadah tetapi juga sebagai pusat pendidikan dan penyebaran ajaran Islam sejak masa Kesultanan Aceh.
Pada waktuSultan Iskandar Muda masjid ini digunakan tempat belajar bagi pelajar dari berbagai wilayah termasuk Melayu Persia Arab dan Turki.
Di masa penjajahan masjid Raya Baiturrahman juga berfungsi sebagai markas pertahanan rakyat Aceh.
Diwaktu pemerintahan pengeran Sultan Alaidin Mahmud Syah pada 1870-1874 masjid tersrbut menjadi lokasi musyawarah untuk menyusun strategi melawan Belandanya!
Mesekipun akibat terjadinya penerjangan dari pihak kolonial bangunan masjid asli mengalami kebakaran dan menghacurkan masjid!
Waktu tsunami melanda Aceh pada tahun 2004 masjid itu berperan sebagai tempat perlindungan bagi waktyyang kehilangan tempat tinggal.
Watu iyu selain menggunkan untuk shalat Masjid Raya Baiturrahman juga menjadi tempat penyelenggaraan kegiatan keagamaan ialah pengajian memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW serta perayaan Tahun Baru Islam.