
PAGARALAMPOS.COM - Masjid Raya Baiturrahman merupakan salah satu landmark bersejarah di Banda Aceh yang mencerminkan nilai budaya, spiritualitas, dan ketangguhan masyarakat Aceh.
Selain menjadi tempat ibadah, masjid ini juga berperan sebagai destinasi wisata religi yang populer di Indonesia.
Sejarah
Masjid tersebut pertama kali didirikandi masa pemerintahan pangeran Sultan Iskandar Muda sekitar tahun 1612.
BACA JUGA:Menelusuri Jejak Peninggalan Kerajaan Malaka: Sejarah Benteng A Famosa!
Namun ada sumber yang mengatakan bahwa bangunan awalnya sudah ada sejak tahun 1292 dibangun oleh Sultan Alaidin Mahmudsyah.
Pada tahun 1873 masjid Raya Baiturrahman terjadi kehancuran akibat peperangan oleh Belanda. Sebagai respon atas perstiwa itu pada thn 1879 pihak kolonial negara Belanda membangun kembali masjid tersebut.
Awalnya masyarakat setempat enggan menggunakan masjid baru tersebut karena latar belakang pembangunannya namun seiring waktu Masjid Raya Baiturrahman menjadi pusat ibadah dan kebanggaan bagi warga Aceh.
Masjid ini memiliki tujuh kubah dan delapan menara salah satunya merupakan menara tertinggi di Banda Aceh.
Saat tsunami menerjang Aceh di tahun 2004 masjid itu tetap berdiri meskipun mengalami beberapa kerusakan dan menjadi tempat perlindungan bagi masyarakat yang terdampak bencana.
Arsitektur
Arsitektur masjid ini mengadopsi gaya Mughal, dengan kubah besar serta menara yang menjulang.
Perancang awalnya merupakan Gerrit Bruins kemudian desainnya diperbaiki oleh L.P Luijks dengan proses pembangunan diawasi oleh kontraktor Lie A Sie.