
Lonceng tersebut konon sudah ada sejak gereja pertama kali dibangun dan masih digunakan untuk menandai waktu ibadah jemaat.
BACA JUGA:Siap Rebut Kemenangan, lslamic Centre Berlaga di Saint Joseph Competition
Benarkah Gereja Tertua di Sumatera Selatan?
Meski memiliki sejarah panjang dan dianggap sebagai salah satu gereja tertua di Sumatera Selatan, klaim bahwa gereja di Tanjung Sakti ini adalah yang paling tua masih membutuhkan kajian lebih lanjut.
Ada beberapa gereja lain di Sumatera Selatan yang juga memiliki sejarah panjang, seperti gereja di daerah Musi Ulu dan gereja-gereja tua di wilayah Palembang yang dibangun oleh para misionaris pada abad ke-18 dan ke-19.
Namun, berdasarkan berbagai sumber, gereja di Tanjung Sakti ini memang termasuk yang pertama kali berdiri di wilayah pedalaman Sumatera Selatan, terutama bagi komunitas Kristen suku Basemah.
Jika ditinjau dari segi usia dan keberlanjutan fungsinya, gereja ini masih tetap digunakan hingga sekarang, menjadikannya salah satu gereja tertua yang masih aktif di wilayah Sumatera Selatan.
BACA JUGA:Waka Polres Pagar Alam Hadiri Paripurna Penetapan Walikota Pagar Alam Terpilih
Pentingnya Pelestarian Gereja Bersejarah
Sebagai bangunan bersejarah, gereja ini seharusnya mendapat perhatian lebih dalam hal pelestarian.
Pemerintah daerah serta komunitas gereja setempat perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa bangunan ini tetap terawat dan tidak mengalami kerusakan akibat faktor usia atau cuaca.
Pelestarian gereja tua ini juga penting untuk menjaga nilai sejarah dan budaya yang terkandung di dalamnya.
Selain sebagai tempat ibadah, gereja ini bisa menjadi destinasi wisata religi yang menarik bagi para wisatawan yang ingin melihat jejak perkembangan agama Kristen di Sumatera Selatan.
BACA JUGA:Jumat Curhat Polsek PAS Mendapat Apresiasi, Jembatani Aspirasi Masyarakat
Gereja di Tanjung Sakti memang memiliki sejarah panjang dan layak disebut sebagai salah satu gereja tertua di Sumatera Selatan.
Meski masih ada perdebatan mengenai apakah gereja ini benar-benar yang tertua, keberadaannya tetap menjadi bukti penting tentang perjalanan sejarah penyebaran agama Kristen di wilayah Sumatera Selatan.