PAGARALAMPOS.COM - Beberapa orang percaya bahwa gambar di kuil Mesir kuno menggambarkan teknologi canggih dari masa depan, meskipun klaim ini belum dapat dibuktikan secara ilmiah.
Menurut Fred Cherrygarden dalam artikelnya di Atlas Obscura, hieroglif di Kuil Seti I di Abydos sering menjadi topik perdebatan di kalangan penggemar teori konspirasi dan UFO, yang menganggapnya sebagai bukti adanya teknologi modern di zaman kuno.
Beberapa ukiran yang menarik perhatian terlihat seperti helikopter, pesawat terbang, atau kapal selam.
Namun, para arkeolog berpendapat bahwa gambar-gambar ini merupakan contoh dari pareidolia—fenomena psikologis di mana otak manusia mengidentifikasi pola yang tidak sebenarnya ada.
BACA JUGA:Warungboto: Sejarah atau Wisata? Keduanya Bisa Menarik, Buktikan Sendiri!
BACA JUGA:Mengungkap Rahasia di Balik Keindahan Warungboto, Situs Bersejarah Yogyakarta!
Penjelasan yang lebih rasional adalah bahwa gambar-gambar ini merupakan hasil penggantian hieroglif yang dilakukan oleh penguasa baru.
Pada masa Mesir kuno, seniman sering memperbarui ukiran untuk menggambarkan era firaun yang sedang berkuasa.
Contoh yang sering dikutip adalah hieroglif di Kuil Seti I yang awalnya berbunyi "Dia yang memukul mundur sembilan musuh Mesir", yang kemudian diubah pada masa Ramses II menjadi "Dia yang melindungi Mesir dan menggulingkan negara asing."
Selama berabad-abad, lapisan plester yang menutupi ukiran lama terkikis, menciptakan kombinasi gambar yang, bagi sebagian orang, terlihat seperti teknologi canggih.
BACA JUGA:Candi Prambanan, Tempat Bersejarah yang Menyimpan Misteri dan Keindahan!
BACA JUGA:Siapa yang Takut dengan Halloween? Inilah Sejarahnya yang Mengejutkan!
Beberapa orang bahkan mengedit foto-foto hieroglif ini secara digital untuk menyesuaikan dengan pandangan mereka, meskipun bukti ilmiah menunjukkan bahwa gambar tersebut adalah hasil seni dan sejarah, bukan prediksi mengenai masa depan atau bukti adanya teknologi canggih.
Fenomena pareidolia yang sering muncul di media sosial juga memperburuk kesalahpahaman ini, menyebarkan narasi yang keliru.