Mengikuti tradisi ini bukan hanya soal penampilan, tetapi juga bagian dari rasa bangga terhadap identitas mereka sebagai bagian dari suku Kayan.
BACA JUGA:Peradaban Suku Maya. Peninggalan Sejarah Terbesar Dunia
Proses yang Memakan Waktu dan Kesabaran
Proses pemakaian cincin-cincin ini memerlukan waktu yang sangat lama.
Hal ini mencerminkan kesabaran dan ketekunan, dua nilai yang sangat dihargai dalam masyarakat Suku Kayan.
Wanita yang memulai tradisi ini sejak kecil akan melanjutkan memakai cincin sampai dewasa, bahkan terkadang seumur hidup.
Proses ini juga dianggap sebagai perjalanan menuju kedewasaan, di mana wanita dihargai atas kemampuan dan keuletannya dalam mempertahankan tradisi tersebut.
BACA JUGA:7 Ulama yang Terkenal Perjuangannya dalam Sejarah Kemerdekaan Indonesia
Dampak dan Perubahan di Era Modern
Seiring berjalannya waktu, tradisi ini mulai mengalami perubahan, terutama dengan pengaruh budaya modern.
Di beberapa daerah, wanita muda suku Kayan kini mulai memilih untuk tidak melanjutkan tradisi ini.
Perubahan ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kesadaran akan kesehatan dan kenyamanan.
Meskipun demikian, bagi mereka yang terus mempertahankan tradisi ini, cincin leher tetap menjadi simbol identitas dan kebanggaan yang tak ternilai harganya.
BACA JUGA:Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928: Tonggak Sejarah Persatuan dalam Perjuangan Bangsa
Tradisi wanita leher panjang suku Kayan bukan hanya soal penampilan luar, tetapi juga memiliki makna mendalam yang mencerminkan sejarah, budaya, dan nilai-nilai luhur masyarakat Kayan.
Bagi banyak wanita di suku ini, cincin logam yang melingkar di leher mereka adalah tanda kebanggaan, keindahan, dan warisan budaya yang harus dilestarikan untuk generasi berikutnya.