Kenapa Gadis Muda di Suku Mangaia Dipaksa Menghadapi Peran Dewasa?! Sebuah Keputusan yang Kontroversial!

Kamis 05-12-2024,11:30 WIB
Reporter : Gelang
Editor : Almi

Pada usia sekitar 12 hingga 14 tahun, gadis-gadis ini sering kali diharapkan untuk sudah mampu menangani pekerjaan rumah tangga dan terlibat dalam kegiatan yang lebih besar dalam kehidupan sosial.

Sebagai bagian dari pembentukan peran mereka sebagai istri dan ibu masa depan, mereka dipersiapkan untuk peran keluarga yang sangat tradisional.

Di sisi lain, meskipun tampak seolah ada pemberdayaan pada gadis-gadis Mangaia, kenyataannya mereka dipaksa untuk merasakan tekanan sosial yang besar.

Kehidupan mereka lebih banyak dikendalikan oleh norma dan aturan yang diterapkan dalam budaya mereka, di mana mereka dipandang sebagai individu yang seharusnya menjalani peran tradisional tersebut tanpa banyak kesempatan untuk memilih jalannya sendiri.

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Bahasa Besemah: Salah Satu Bahasa Tertua di Indonesia!

Kontroversi dan Pandangan Kritis

Meskipun di satu sisi sistem ini membentuk masyarakat yang kuat dan mampu bertahan dalam kondisi alam yang keras, banyak pihak yang mengkritik sistem budaya seperti ini.

Proses yang memaksa anak laki-laki dan gadis muda untuk menjadi dewasa terlalu cepat, kadang menciptakan rasa kehilangan masa muda mereka.

Kritis terhadap budaya seperti ini sering kali datang dari luar suku, di mana norma internasional tentang hak anak dan perlindungan terhadap anak-anak sering bertentangan dengan tradisi yang ada.

Gaya hidup Suku Mangaia, dengan proses kedewasaan yang berat dan memaksa anak laki-laki serta gadis-gadis muda untuk menjalani peran dewasa lebih cepat dari usianya, adalah contoh unik dari tradisi masyarakat yang dapat dianggap kontroversial.

BACA JUGA:Apa yang Membuat Kurma Begitu Khas dan Penuh Sejarah? Simak Penjelasannya!

Bagi mereka yang hidup di dalamnya, hal ini mungkin merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari identitas budaya mereka.

Namun, bagi dunia luar, ini menjadi bahan refleksi tentang bagaimana tradisi dapat bersinggungan dengan isu-isu hak asasi manusia, terutama mengenai perlindungan anak-anak dan pemberian kesempatan untuk menikmati masa kecil yang seharusnya.

Kategori :