BACA JUGA:Peradaban Suku Maya. Peninggalan Sejarah Terbesar Dunia
Setiap anggota masyarakat memiliki peran masing-masing, dengan laki-laki umumnya bertanggung jawab sebagai nelayan dan perempuan mengelola rumah tangga serta mengolah hasil bumi.
Dalam hal adat, mereka sangat menjaga kepercayaan leluhur yang mengajarkan tentang pentingnya keseimbangan alam dan rasa hormat terhadap nenek moyang.
Tradisi Suku Akit di Tengah Modernisasi
Namun, dengan pesatnya modernisasi yang terjadi, kehidupan tradisional Suku Akit mulai terancam.
Kemajuan teknologi, pembangunan infrastruktur, dan perubahan gaya hidup membuat banyak anggota suku Akit beralih dari mata pencaharian tradisional menjadi pekerjaan di sektor lain.
BACA JUGA:Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928: Tonggak Sejarah Persatuan dalam Perjuangan Bangsa
Selain itu, generasi muda Suku Akit semakin terpapar oleh budaya luar, terutama melalui pendidikan formal dan media sosial, yang terkadang mengurangi minat mereka terhadap tradisi adat.
Namun, meskipun demikian, Suku Akit tetap berusaha menjaga tradisi mereka.
Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mengajarkan adat dan budaya kepada generasi muda melalui cerita-cerita lisan dan pertemuan adat.
Kegiatan seperti upacara adat, perayaan hasil panen, dan ritual keagamaan tetap dilaksanakan untuk menjaga warisan leluhur mereka tetap hidup.
Selain itu, beberapa tokoh adat juga berperan aktif dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya melestarikan budaya mereka di tengah arus globalisasi.
BACA JUGA:Sejarah Kerajaan Sriwijaya : Para Raja-raja dan Peninggalan Kerajaan!
Tantangan yang Dihadapi
Salah satu tantangan terbesar bagi Suku Akit adalah kurangnya perhatian terhadap hak-hak mereka sebagai masyarakat adat, terutama terkait dengan pengelolaan sumber daya alam dan tanah ulayat.
Dengan meningkatnya pembangunan, banyak wilayah adat mereka yang tergerus oleh ekspansi perkebunan dan industri.