Mengungkap Makna Tersembunyi Kanibalisme dalam Tradisi Suku Papua yang Telah Ada Selama Ratusan Tahun

Senin 02-12-2024,15:24 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

Setelah itu, praktik ini berkurang berkat pengaruh dari pemerintah, gereja, dan pendidikan.

BACA JUGA:Tonggak Sejarah Persatuan Indonesia Memaknai dan Pengaruh Hari Sumpah Pemuda

BACA JUGA:Angklung: Sejarah dan Peranannya dalam Budaya Indonesia yang Mendunia

Suku Asmat

Suku Asmat, yang mendiami daerah pesisir barat daya Papua, juga dikenal dengan tradisi kanibalisme yang erat kaitannya dengan kepercayaan mereka terhadap roh leluhur dan siklus hidup-mati.

Mereka percaya bahwa setiap kematian disebabkan oleh tindakan seseorang, baik langsung maupun tidak langsung.

Oleh karena itu, mereka merasa perlu untuk membalas dendam dengan membunuh dan memakan orang yang mereka anggap bertanggung jawab atas kematian tersebut.

BACA JUGA:Kekayaan Sejarah Pasemah Dibalik Historis Megalitikum Yang tak Terwariskan

BACA JUGA:Sudah Tahu Tentang Sejarah Gunung Puntang? Ayo Temukan Keindahannya di Pendakian!

Selain itu, mengonsumsi daging musuh diyakini akan memberikan kekuatan dan kemampuan mereka.

Salah satu insiden terkenal adalah hilangnya Michael Rockefeller, putra Wakil Presiden AS Nelson Rockefeller, pada tahun 1961.

Rockefeller diduga dibunuh dan dimakan oleh suku Asmat, meskipun hal ini tidak pernah terbukti. Sejak tahun 1970-an, pengaruh pemerintah dan modernisasi membuat praktik kanibalisme ini berkurang.

Suku Dani

Suku Dani, yang mendiami dataran tinggi Papua, terkenal dengan tradisi perang antar suku. Mereka melakukan kanibalisme dalam konteks ritual perang dan penghormatan kepada orang mati.

Dengan memakan daging musuh yang tewas dalam perang, mereka percaya dapat menghancurkan roh musuh dan menghindari roh jahat.

BACA JUGA:Sudah Tahu Tentang Sejarah Gunung Puntang? Ayo Temukan Keindahannya di Pendakian!

Kategori :