Mengungkap Makna Tersembunyi Kanibalisme dalam Tradisi Suku Papua yang Telah Ada Selama Ratusan Tahun

Senin 02-12-2024,15:24 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

BACA JUGA:Kerajaan Tumapel: Menyelami Sejarah Politik dan Kekuasaan di Jawa Timur

Mereka juga memakan anggota keluarga yang meninggal sebagai tanda penghormatan dan kenangan.

Praktik kanibalisme pada suku Dani terakhir kali tercatat pada tahun 1968, ketika seorang pria yang dituduh sebagai mata-mata dibunuh dan dimakan oleh suku Dani.

Sejak saat itu, dengan pengaruh agama Kristen dan larangan dari pemerintah, tradisi ini sudah tidak lagi dilakukan.

Suku Tolai

Suku Tolai, yang berasal dari Papua Nugini, juga memiliki tradisi kanibalisme yang berkaitan dengan ritual pengorbanan dan balas dendam.

BACA JUGA:Tonggak Sejarah Persatuan Indonesia Memaknai dan Pengaruh Hari Sumpah Pemuda

BACA JUGA:Angklung: Sejarah dan Peranannya dalam Budaya Indonesia yang Mendunia

Mereka membunuh dan memakan orang yang dianggap sebagai korban pengorbanan untuk dewa-dewa mereka, atau sebagai bentuk pembalasan terhadap orang yang telah menyakiti anggota suku.

Salah satu insiden terkenal adalah pembunuhan misionaris Inggris pada abad ke-19, yang dianggap sebagai musuh dan penyebab penyakit.

Praktik kanibalisme suku Tolai berakhir pada tahun 1978 setelah pembunuhan seorang menteri dan tiga guru dari Fiji, yang memicu kemarahan dari pemerintah Papua Nugini.

Demikian penjelasan mengenai sejarah dan makna tradisi kanibalisme pada suku-suku di Papua.

Praktik ini kini sudah jarang dilakukan, seiring dengan perubahan zaman, pengaruh luar, dan modernisasi yang terus berkembang.

Kategori :