Ata Bupu pun mengajak Koo Fai dan Nuwa Muri untuk pergi ke perut bumi untuk menyelamatkan diri. Ata Polo bersikeras mengejar mereka bertiga.
BACA JUGA:Menjelajahi Pulau Samosir: Destinasi Budaya dan Alam di Danau Toba
Namun nahasnya, keempatnya terkubur hidup-hidup di telan bumi. Tak lama di tempat Ata Bupu hilang, air berwarna biru muncul di atas Gunung Kelimutu, dan Ata Polo mengeluarkan air warna merah. Sementara tempat Koo Fai dan Nuwa Muri keluar air warna hijau.
Danau Toba, Sumatra Utara
Foto : Danau di Indonesia--Pagaralampos.com
Menurut legenda, kawasan yang disebut hari ini sebagai Danau Toba hanyalah dataran kering. Di sinilah pria bernama Toba tinggal. Suatu hari ia mendapatkan ikan emas ajaib ketika memancing. Ikan itu berubah menjadi perempuian cantik dan membuat Toba jatuh cinta.
Singkatnya, keduanya menikah dengan syarat Toba tidak boleh mengungkit asal-usul isitrinya kepada anaknya. Anak mereka adalah Samosir, laki-laki yang suka membangkang dan menguji kesabaran Toba.
Suatu hari, Samosir diminta ibunya untuk mengantarkan makanan kepada ayahnya yang bekerja di ladang. Samosir tidak patuh, sehingga Toba pun kesal.
Toba murka dan memaki Samosir sebagai anak ikan. Makian ini adalah melanggar janji Toba kepada istrinya saat hendak menikah.
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah di Balik Sungai Ketahun, Bendungan, dan Danau di Rejang: Kisah yang Menakjubkan
Sontak, jejak kaki Toba muncul mata air yang sangat deras sehingga menenggelamkannya dan desa-desa sekitar.
Istri Toba pun kembali berubah menjadi ikan dan menceburkan dirinya ke danau. Sementara Samosir selamat di sebuah bukit yang menjadi pulau di genangan yang terus meluap.
Singkatnya, itulah legenda yang dipercaya masyarakat tentang Danau Toba dan Pulau Samosir.