Ragam Legenda Danau di Indonesia, Kisahnya Diceritakan Turun-temurun

Sabtu 23-11-2024,22:08 WIB
Reporter : Gusti
Editor : Gusti

BACA JUGA:Misteri dan Keindahan: Legenda Danau Ranau di Ogan Komering Ulu Selatan

Pada akhirnya, mereka tetap menikah karena saling jatuh cinta. Pernikahannya membuat alam marah dengan berbagai bencana, gempa dan gunung berapi meletus.

Semua di negeri itu menjadi musnah, dan tenggelam di bawah danau yang kini dikenal sebagai Danau Tondano.

Danau Sentani, Papua

Terkenal elok dan suci di Jayapura, Danau Sentani memiliki legendanya yang menarik. Masyarakat percara bahwa ada danau yang menempati danau. Naga tersebut membawa masyarakat bisa tinggal di sekitar Danau Sentani hari ini. Perpindahan mereka dari wilayah Papua Nugini dengan menunggang naga.

Namun ketika tiba di lokasi baru, naga itu tidak mampu terbang lebih jauh dan jatuh ke danau besar. Beberapa penunggang naga yang selamat menetap di sisa tubuh naga yang mati.

BACA JUGA:Asal Usul dan Legenda Danau Ulak Lia yang Menghanyutkan di Musi Banyuasin

Bangkai naga itu menjadi beberapa pulau di Danau Sentani. Bagian kepalanya menjadi pulau di sisi timur danau, badannya menjadi Pulau Asei, dan bagian ekornya menjadi pulau sisi barat.

Mereka yang selamat memulai kehidupan baru di kawasan Sentani. Sang naga juga dipercaya sebagai leluhur masyarakat Sentani. Cerita tentang naga tunggangan itu tertuang di berbagai kerajinan masyarakat Sentani, seperti lukisan kulit kayu.

Danau Kelimutu, Nusa Tenggara Timur

Dikisahkan, di puncak Gunung Kelimutu pernah ditinggali oleh masyarakat yang dipimpin Konde Ratu. Di antara masyarakat, ada dua orang yang bersahabat dan tunduk dengan Konde Ratu.

Namanya adalah Ata Bupu dan Ata Polo yang masing-masing memiliki kebiasaan berbeda. Ata Bupu suka melndungi orang lain, sedangkan Ata Polo adalah penyihir jahat yang suka makan manusia.

BACA JUGA:Menelusuri Jejak Sejarah: Eksplorasi Fosil di Sekitar Danau Toba

Suatu hari sepasang anak yatim piatu (Ana Kalo) menemui Ata Bupu untuk meminta perlindungan setelah orangtuanya meninggal. Ata Bupu setuju dengan syarat tidak boleh meninggalkan ladang miliknya agar tidak dimangsa Ata Polo.

Mereka sempat hampir dimangsa oleh Ata Polo, tetapi berhasil dicegah Ata Bupu. Ata Bupu meminta, jika ingin memangsa mereka harus menunggu sampai dewasa.

Ketika mereka dewasa, kedua anak itu memiliki nama Koo Fai dan Nuwa Muri. Ata Polo datang menagih janji Ata Bupu. Ata Bupu menolak karena masih ingin melindungi mereka.

Kategori :