Pemberontakan Madura: Kisah Trunojoyo dan Keruntuhan Mataram di Era Amangkurat II

Jumat 08-11-2024,03:37 WIB
Reporter : Gelang
Editor : Almi

Trunojoyo, yang memimpin pasukan besar, berusaha untuk menggulingkan Raja Amangkurat II dan merebut takhta Mataram.

BACA JUGA:Lampung Bersejarah! Temukan Tempat-tempat yang Menjadi Saksi Bisu Perjalanan Panjang!

Perang antara pasukan Trunojoyo dan pasukan Amangkurat II berlangsung sengit dan berdarah.

Trunojoyo mengandalkan strategi perang gerilya dan memanfaatkan dukungan rakyat Madura serta sejumlah prajurit yang menentang pemerintahan Amangkurat II.

Amangkurat II yang berada di pusat pemerintahan Mataram, menghadapi kesulitan besar dalam mempertahankan kerajaannya.

Meski didukung oleh VOC, pasukan Amangkurat II kesulitan mengalahkan pasukan Trunojoyo yang lebih terorganisir dan dikenal dengan keberanian serta kecerdikan strategi mereka.

BACA JUGA:Menggali Sejarah Lampung: Saksi Bisu yang Menyimpan Kisah Panjang

Salah satu pertempuran penting yang terjadi adalah pengepungan Plered pada tahun 1677, yang berlangsung selama berbulan-bulan.

Namun, meskipun Amangkurat II mengalami beberapa kemenangan kecil, pasukannya gagal untuk mengakhiri pemberontakan ini.

Dampak dan Akhir Pertempuran

Pertempuran ini akhirnya berakhir pada tahun 1680, ketika Amangkurat II berhasil memperoleh bantuan dari VOC dan kekuatan militer Belanda.

Trunojoyo yang semula memiliki dukungan luas dari rakyat dan beberapa kalangan bangsawan, akhirnya terkalahkan.

BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Suku Helong: Kekayaan Budaya dari Nusa Tenggara Timur

Pada tahun 1680, Trunojoyo ditangkap dan dihukum mati oleh pasukan Amangkurat II.

Namun, meskipun pemberontakan ini berhasil dipadamkan, dampaknya terhadap kerajaan Mataram sangat besar.

Pemberontakan ini mengakibatkan Mataram mengalami kemunduran besar.

Kategori :