Baduy Dalam adalah kelompok yang paling konservatif dan sangat patuh terhadap aturan adat. Mereka tinggal di tiga desa utama, yaitu Cibeo, Cikertawana, dan Cikeusik.
BACA JUGA:Binance Capai 200 Juta Pengguna: Tonggak Sejarah yang Mengguncang Industri Kripto!
Warga Baduy Dalam dilarang menggunakan alat modern, seperti elektronik, kendaraan bermotor, bahkan alas kaki.
Kehidupan mereka sangat sederhana dan bergantung pada hasil alam serta pertanian. Rumah mereka pun dibangun dengan bahan-bahan alami, tanpa menggunakan paku atau benda logam lainnya.
Sebaliknya, Baduy Luar adalah kelompok yang lebih fleksibel terhadap pengaruh luar.
Mereka diizinkan untuk berinteraksi dengan masyarakat modern dan menggunakan alat-alat yang lebih praktis dalam kehidupan sehari-hari.
BACA JUGA:Kapan HP Pertama Kali Masuk Indonesia? Yuk Cari Tahu Sejarahnya!
Meskipun demikian, mereka tetap memegang teguh prinsip adat dan tradisi Baduy.
Baduy Luar bertindak sebagai perantara antara Baduy Dalam dan dunia luar, karena merekalah yang menerima tamu dan pengunjung yang datang ke wilayah Baduy.
Tradisi Unik dan Upacara Adat
Suku Baduy memiliki berbagai tradisi unik yang tetap dilestarikan hingga sekarang.
Salah satu upacara adat yang terkenal adalah Seba, sebuah ritual tahunan di mana perwakilan masyarakat Baduy berjalan kaki ke Kabupaten Lebak dan Kota Serang untuk bertemu dengan pemerintah setempat.
BACA JUGA:Menggali Pengaruh Kerajaan-Kerajaan Islam dalam Sejarah yang Menakjubkan!
Pada acara ini, mereka menyampaikan berbagai hasil panen sebagai simbol persembahan, serta doa untuk keselamatan dan kemakmuran wilayah Kanekes.
Seba merupakan bukti penghormatan mereka kepada pemerintah tanpa meninggalkan jati diri sebagai masyarakat adat yang mandiri.
Selain itu, terdapat juga tradisi Kawalu, sebuah ritual khusus yang dilaksanakan tiga kali dalam setahun untuk memanjatkan doa kepada leluhur dan memohon perlindungan bagi desa mereka.