Di desa ini, terdapat beberapa situs batu yang digunakan sebagai tempat ritual adat, terutama untuk upacara pernikahan atau acara keagamaan.
Batu-batu besar tersebut diperlakukan dengan hormat oleh masyarakat setempat karena dipercaya memiliki kekuatan sakral yang berkaitan dengan leluhur.
Meski tidak sepopuler desa megalitik lainnya, Desa Sade tetap menarik wisatawan yang tertarik akan budaya megalitik Sasak.
BACA JUGA:Bikin Geleng-geleng Kepala: Sejarah Menarik Gunung Slamet dan Mitosnya
6. Desa Panggul, Gunung Kidul, Yogyakarta
Desa Panggul di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, juga menyimpan peninggalan megalitik yang masih terlindungi hingga kini.
Situs megalitik di desa ini berupa menhir, dolmen, dan beberapa bentuk struktur batu lainnya.
Batu-batu besar ini digunakan oleh masyarakat prasejarah sebagai altar persembahan dan tempat pemujaan.
Menariknya, masyarakat setempat masih sering melakukan upacara adat di situs-situs tersebut, sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur mereka.
BACA JUGA:Menggali Sejarah Puncak Tertinggi Gunung Leuser: Surga Alam yang Terancam
Mengapa Warisan Megalitik Penting?
Desa-desa megalitik di Indonesia menawarkan pandangan unik ke masa lalu tentang bagaimana leluhur kita hidup dan membangun masyarakat.
Keberadaan situs-situs megalitik ini menandakan bahwa jauh sebelum peradaban modern, nenek moyang kita telah memiliki pengetahuan tentang teknik arsitektur, spiritualitas, dan tatanan sosial.
Meski terletak di pelosok, desa-desa ini menunjukkan bahwa warisan budaya yang ada tidak hanya harus dihargai, tetapi juga dilestarikan.
Melalui situs-situs megalitik ini, kita dapat belajar tentang kekayaan budaya nenek moyang kita serta pentingnya menjaga warisan ini untuk generasi mendatang.
BACA JUGA:Legasi Jembatan Linggarjati: Cerita di Balik Perundingan Sejarah Indonesia