Kandungan belerang yang tinggi di dalam kawah menjadi alasan mengapa air di sana berwarna putih kehijauan.
Bau khas belerang juga cukup menyengat, sehingga pengunjung disarankan menggunakan masker saat berkunjung ke kawasan ini.
BACA JUGA:Menemukan Pesona Alam dan Jejak Sejarah di Kepulauan Seribu
Kondisi alam di sekitar Gunung Patuha juga mendukung keanekaragaman flora dan fauna unik, khususnya tumbuhan yang dapat tumbuh di lingkungan dengan tingkat keasaman tinggi.
Keindahan danau vulkanik ini, dikelilingi oleh hutan hijau yang rimbun, menciptakan suasana magis dan menambah daya tarik bagi wisatawan yang ingin menikmati pemandangan alam yang berbeda dari biasanya.
Pesona Wisata Kawah Putih dan Tips Berkunjung
Bagi yang ingin mengunjungi Gunung Patuha dan Kawah Putih, sebaiknya datang di pagi hari agar dapat menikmati pemandangan yang lebih jelas.
Waktu terbaik untuk berkunjung adalah saat musim kemarau, karena cuaca cerah membuat panorama Kawah Putih semakin menakjubkan.
BACA JUGA:Menelusuri Jejak Sejarah: Eksplorasi Fosil di Sekitar Danau Toba
Selain itu, karena suhu di kawasan ini cukup dingin, sekitar 8–22 derajat Celsius, disarankan untuk memakai pakaian hangat.
Pengunjung juga perlu memperhatikan papan peringatan dan petunjuk keselamatan yang ada di sekitar kawasan, mengingat bau belerang yang cukup kuat.
Selain Kawah Putih, area sekitar Gunung Patuha juga memiliki tempat menarik lainnya seperti perkebunan teh dan hutan pinus yang cocok untuk eksplorasi dan berfoto.
Gunung Patuha tidak hanya menawarkan pemandangan alam yang luar biasa, tetapi juga sejarah yang penuh dengan cerita mistis dan daya tarik budaya lokal.
BACA JUGA:Misteri Jalur Perdagangan dan Keberagaman Suku di Pontianak: Jejak Sejarah yang Menyatu
Fakta ilmiah di balik Kawah Putih memberikan pemahaman baru tentang fenomena alam ini, sementara legenda yang beredar di masyarakat memberikan kesan tersendiri bagi para pengunjung.
Kawah Putih di Gunung Patuha menjadi bukti keajaiban alam yang wajib dijaga dan dihormati.