Tergerak oleh cintanya, Minak Jinggo menerima tantangan tersebut dan bersiap menghadapi Kebo Mercure.
Pertempuran epik dimulai dan bumi berguncang saat dua kekuatan besar ini bertabrakan.
Hebatnya, Minak Jingo keluar sebagai pemenang, membunuh Kebo Mercure, dan kembali ke Brambangan sebagai pahlawan.
Namun, kemenangan ini harus dibayar mahal, karena Minaku Jingo terluka parah, wajahnya berubah, dan penampilannya yang dulu muda dan menarik pun berubah.
BACA JUGA:Kebangkitan Majapahit: Pusat Peradaban dan Perdagangan Asia Tenggara
Minak Jinggo kembali ke Majapahit dengan berat hati demi mendapatkan hadiahnya, tangan Ratu Suhita.
Namun, ketika ratu melihat wajah Minak Jinggo yang berubah total, emosinya goyah dan dia tidak mampu membalas cintanya seperti yang diharapkannya.
Sebagai imbalannya, Ratu menawarinya gelar Adipati Brambangan dan pengecualian seorang suami.
Hati Minaku Jingo hancur karena penolakan tak terduga ini.
BACA JUGA:Kisah Cinta Terlarang Minak Jinggo dan Ratu Suhita: Romantisme dan Konflik di Masa Majapahit
Kepercayaan dirinya yang dulu kuat kini terguncang, namun ia tak pernah menyerah pada cinta.
Minak Jinggo bertekad memenangkan hati Ratu dan terus berjuang. Baginya, cinta adalah pertarungan yang patut dipertaruhkan.
Meski hari berganti bulan, cinta Minak Jinggo pada ratunya tetap kuat.
Namun, dalam obsesinya yang terus-menerus, nafsunya berubah menjadi keinginan gelap dan ia mulai merencanakan pemberontakan melawan Majapahit.
BACA JUGA:Kapten Lautan: Menyingkap Keistimewaan dan Rahasia Kapal Jung Majapahit di Abad ke-14
Berita tentang rencana jahat ini sampai ke telinga Ratu Suhita, dan dia segera mengambil tindakan untuk melindungi kerajaannya.