PAGARALAMPOS.COM - Terukir di halaman sejarah adalah kisah cinta abadi, pengkhianatan, dan keberanian.
Di antara kisah-kisah tersebut, legenda Minak Jingo dan Ratu Suhita dari Majapahit secara pahit mencerminkan emosi manusia yang tidak dapat diprediksi dan akibat dari penipuan.
Kisah sejarah ini membuka tabir kisah penuh gairah, keberanian, dan nasib tragis. Mari kita simak cerita selanjutnya.
Dia Ayu Kenkono Di kerajaan Majapahit kuno yang dipimpin oleh Ratu Ungu, terjadi pertempuran sengit antara kebaikan dan kejahatan.
BACA JUGA:Warisan Bersejarah yang Mengagumkan: Menelusuri Keindahan Pintu Gerbang Majapahit Kuno di Indonesia
Kerajaan Ratu terus menerus diserang oleh Kebo Mercure, sosok berkepala kerbau menakutkan yang dianggap tak terkalahkan dan memiliki kekuatan luar biasa.
Tentara Majapahit tidak mampu mengalahkan musuh tangguh ini, sehingga membuat Ratu Suhita yang juga menyandang gelar penguasa sangat cemas.
Dalam upaya putus asa untuk membebaskan kerajaannya dari ancaman ini.
Ratu Suhita menyusun rencana. Tawaran tersebut adalah berkompetisi sebagai imbalan untuk menikah dengan orang yang berhasil membunuh Kebo Mercure.
BACA JUGA:Drama Cinta dan Pengkhianatan Minak Jinggo dan Ratu Suhita: Romantisme Tragis di Kerajaan Majapahit
Tantangan ini dengan cepat menyebar dan menarik perhatian para bangsawan dan pejuang di seluruh kerajaan.
Diantaranya adalah Jaka Umbaran yang tak lain adalah Adipati Brambangan yang memendam keinginan terpendam untuk menjadi seorang ratu yang cantik dan anggun.
Jaka Umbaran atau yang belakangan dikenal dengan nama Minak Jingo terpecah antara rasa cintanya pada Ratu Suhita dan ketakutannya menghadapi Kebo Mercure.
Namun, ia memperoleh kekuatannya dari keyakinan bahwa ia tak terkalahkan selama ia mengenakan gandawesi kuning, pusaka sakti yang diwariskan nenek moyangnya.
BACA JUGA:Menapak Jejak Sejarah: Pintu Gerbang Majapahit Kuno yang Penuh Misteri dan Keindahan