Meskipun terong memiliki indeks glikemik yang rendah dan dapat dikonsumsi dalam jumlah moderat oleh penderita diabetes, beberapa orang mungkin mengalami lonjakan kadar gula darah setelah mengonsumsinya.
Ini terutama berlaku bagi mereka yang mengolah terong dengan cara yang tidak sehat, seperti menggorengnya dengan banyak minyak.
Jika Anda menderita diabetes, sebaiknya konsultasikan dengan ahli gizi tentang cara terbaik mengonsumsi terong.
BACA JUGA:Manfaat Luar Biasa Gula Jawa untuk Kesehatan Tubuh
8. Gangguan Hormon
Terong mengandung senyawa yang dikenal sebagai phytoestrogen, yang dapat mempengaruhi kadar hormon dalam tubuh.
Pada individu yang memiliki gangguan hormon, seperti PCOS atau kanker payudara yang sensitif terhadap estrogen, konsumsi terong mungkin perlu dibatasi.
Meskipun efek ini masih perlu diteliti lebih lanjut, penting untuk berhati-hati jika Anda memiliki kondisi hormon.
9. Kondisi Autoimun
Beberapa ahli percaya bahwa sayuran dari keluarga solanaceae, termasuk terong, dapat memicu reaksi dalam tubuh yang mengarah pada peradangan pada individu dengan kondisi autoimun.
Jika Anda memiliki penyakit autoimun seperti lupus atau multiple sclerosis, sebaiknya konsultasikan dengan dokter mengenai konsumsi terong dan sayuran serupa.
BACA JUGA:Tidak Hanya Lezat, Inilah Segudang Manfaat Sayur Bayam Bisa Menjaga Kesehatan Tubuh!
10. Mengandung Pesticida
Terong sering kali terpapar pestisida yang dapat berdampak buruk pada kesehatan. Jika Anda memiliki sensitivitas terhadap bahan kimia, mengonsumsi terong yang tidak organik dapat menyebabkan reaksi negatif.
Oleh karena itu, penting untuk memilih terong organik atau menghindari sayuran ini jika Anda khawatir tentang pestisida.
Terong adalah sayuran yang sehat dan bergizi, tetapi tidak semua orang dapat mengonsumsinya dengan aman.