Ia mempromosikan perdagangan dengan mendirikan pelabuhan-pelabuhan baru dan memperbaiki infrastruktur yang ada.
Aceh menjadi jalur penting perdagangan rempah-rempah, dan kekayaan alamnya menarik banyak pedagang dari berbagai belahan dunia.
Dalam prosesnya, Sultan Iskandar Muda berhasil memperkaya kesultanan dan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.
Setelah mencapai banyak pencapaian, Sultan Iskandar Muda meninggal dunia pada tahun 1636.
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Jembatan Ampera: Landmark Palembang yang Bersejarah
Sebelum meninggal, ia ditangkap oleh sakit yang berkepanjangan.
Sebagai penghormatan terhadapnya, ia dimakamkan di Kuta Raja, di mana dibangun sebuah kompleks pemakaman yang megah.
Makamnya dikelilingi oleh sejumlah bangunan dan makam para keluarga kerajaan lainnya.
Makam Sultan Iskandar Muda menjadi salah satu tempat ziarah yang penting bagi masyarakat Aceh dan pengunjung dari luar daerah.
BACA JUGA:Menggali Sejarah Keraton Kuto Lamo di Palembang: Pusat Pemerintahan dan Budaya
Bangunan makam yang megah, dengan arsitektur khas Aceh, menjadi simbol dari kejayaan dan kemegahan kesultanan pada masa pemerintahannya.
Di kompleks makam ini, terdapat pula berbagai nisan dan makam lainnya yang menunjukkan kekayaan sejarah dan budaya Aceh.
Keberadaan makam ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat peristirahatan terakhir, tetapi juga sebagai saksi bisu dari perjalanan panjang Kesultanan Aceh.
Setiap tahun, banyak orang yang datang untuk mengenang dan menghormati jasa-jasa Sultan Iskandar Muda dalam membangun Aceh menjadi sebuah kerajaan yang besar dan berpengaruh.
BACA JUGA:Mengenal Sejarah Masjid Agung Palembang: Tempat Ibadah yang Bersejarah
Hingga kini, Makam Sultan Iskandar Muda tetap menjadi salah satu objek wisata sejarah dan budaya yang menarik minat banyak pengunjung.