PAGARALAMPOS.COM - Kerajaan Tanah Hitu merupakan salah satu kerajaan yang pernah berjaya di Kepulauan Maluku, terutama di Pulau Ambon.
Dikenal dengan kekuatan maritimnya, kerajaan ini memiliki peran penting dalam perdagangan rempah-rempah di Nusantara pada masa lalu.
Sebagai kerajaan yang terletak di jalur strategis perdagangan internasional, Tanah Hitu memainkan peran kunci dalam hubungan ekonomi dan politik di wilayah timur Indonesia dan sekitarnya.
Asal Usul dan Pendirian Kerajaan
Kerajaan Tanah Hitu didirikan pada abad ke-14 oleh para pemimpin adat yang mendiami wilayah Hitu di pesisir utara Pulau Ambon.
BACA JUGA:Dari Perdagangan hingga Kebudayaan: Sejarah Kesultanan Siak
Berdasarkan tradisi lokal, kerajaan ini awalnya merupakan konfederasi dari beberapa negeri atau desa adat (hena) yang kemudian bersatu di bawah seorang pemimpin yang disebut "Hitu Latu."
Pemimpin ini berfungsi sebagai tokoh utama dalam menjaga persatuan dan perdamaian antarhena serta memastikan kedaulatan wilayah mereka dari ancaman luar.
Letak geografis yang strategis menjadikan Tanah Hitu pusat perdagangan penting di Maluku.
Jalur perdagangan maritim yang melintasi kerajaan ini menghubungkan pedagang dari berbagai wilayah, termasuk Jawa, Sumatra, Cina, dan Arab, yang datang untuk berdagang rempah-rempah, khususnya cengkeh.
BACA JUGA:Kesultanan Serdang: Kebangkitan dan Kehancuran dalam Sejarah Indonesia
Tanah Hitu menjadi penghasil cengkeh utama, menjadikannya sangat menarik bagi para pedagang dari luar.
Peran dalam Perdagangan Rempah
Pada abad ke-15, Kerajaan Tanah Hitu mencapai puncak kejayaannya.
Aktivitas perdagangan yang ramai menarik minat bangsa asing, terutama para pedagang dari Arab, Gujarat, dan Cina.