Dari Trowulan ke Nusantara: Jejak Majapahit yang Masih Bisa Kita Temukan Hari Ini!
--
PAGARALAM POS.COM - Kerajaan Majapahit merupakan salah satu peradaban terbesar yang pernah berdiri di wilayah Nusantara.
Didirikan pada tahun 1293 oleh Raden Wijaya, Majapahit menjelma menjadi kekuatan politik, ekonomi, dan budaya yang berpengaruh luas, tak hanya di wilayah yang kini menjadi Indonesia, tetapi juga mencakup sebagian besar Asia Tenggara.
Jejak kejayaannya masih bisa kita temukan hingga hari ini, baik dalam bentuk artefak sejarah, tradisi budaya, maupun warisan intelektual yang tertanam dalam kehidupan masyarakat.
Selama pemerintahan Hayam Wuruk dan patihnya yang terkenal, Gajah Mada, majapahit mencapai puncak kejayaannya.
BACA JUGA:Yuk Mengenal Sejarah Danau Maninjau Sebuah Simbol Keindahan Alam dan Warisan Budaya
Sebelum berhasil menyatukan seluruh Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit, Gajah Mada bersumpah tidak akan menikmati "palapa" dalam Sumpah Palapa yang terkenal.
Sumpah ini bukan sekadar retorika kosong.
Melalui serangkaian ekspedisi militer dan diplomasi yang cermat, wilayah kekuasaan Majapahit meluas dari Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, hingga semenanjung Malaya dan sebagian Filipina.
Struktur pemerintahan yang kompleks, yang membagi wilayah kekuasaan yang dikenal sebagai "negara", mencerminkan sejarah administrasi Majapahit, Konsep ini, dalam bentuk yang lebih sederhana, masih terasa dalam pembagian administratif di Indonesia masa kini.
BACA JUGA:Jembatan Siti Nurbaya, Menguak Romantisme Sejarah di Jantung Kota Padang
Salah satu warisan paling nyata dari Majapahit adalah peninggalan arsitektur dan seni ukirnya.
Di Trowulan, yang dianggap sebagai ibu kota Majapahit, ada banyak candi, termasuk Candi Tikus, Candi Bajang Ratu, dan Candi Brahu, yang menunjukkan kejayaan estetika dan kemajuan teknologi bangunan zaman itu.
Bata merah adalah bahan utama yang digunakan, yang disusun dengan sangat presisi bahkan sesuai dengan standar modern.
Selain itu, karya sastra seperti Negarakertagama dan Pararaton menyimpan catatan penting tentang struktur sosial, kehidupan istana, dan filosofi politik Majapahit.
BACA JUGA:Sejarah Menarik London Bridge, Dari Jembatan Kayu Romawi Hingga Ikon Modern!
Kitab-kitab ini menjadi referensi berharga bagi sejarawan dalam menelusuri kebesaran masa lalu Nusantara.
Meski runtuh pada abad ke-15, pengaruh Majapahit terus hidup dalam budaya masyarakat Indonesia.
Banyak kerajaan Islam yang muncul setelahnya tetap mengadopsi struktur pemerintahan dan simbol-simbol kekuasaan Majapahit.
Bahkan, lambang negara Indonesia saat ini – Garuda Pancasila – mengambil inspirasi dari mitologi Hindu-Buddha yang juga digunakan oleh Majapahit.
BACA JUGA:Yuk Intip! Menggali Sejarah Makna Sumpah Pemuda Landasan Persatuan Bangsa Indonesia
Konsep “Bhinneka Tunggal Ika” yang tertulis dalam Kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular juga menjadi bukti bahwa Majapahit telah mengembangkan gagasan persatuan dalam keberagaman sejak abad ke-14.
Prinsip ini kemudian diadopsi sebagai semboyan resmi negara Indonesia, membuktikan betapa relevannya nilai-nilai Majapahit dalam membentuk jati diri bangsa.
Di luar Jawa Timur, jejak Majapahit dapat ditemukan dalam berbagai bentuk.
Di Bali, tradisi dan sistem kasta yang masih ada hingga kini merupakan hasil asimilasi budaya Majapahit yang datang bersama para bangsawan dan pemuka agama Hindu setelah keruntuhan kerajaan tersebut.
BACA JUGA:Sejarah Danau Ulak Lia: Legenda, Peran Sosial, dan Upaya Pelestariannya di Musi Rawas!
Di Sumatra dan Kalimantan, nama-nama tempat dan cerita rakyat masih menyimpan ingatan tentang pengaruh Majapahit yang pernah menjangkau wilayah mereka.
Selain itu, Majapahit telah menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan di luar Nusantara seperti Champa, Siam, dan Tiongkok, menunjukkan bahwa diplomasi dan perdagangan maritim telah menjadi kekuatan penting bagi kerajaan ini selama berabad-abad.
Majapahit bukan sekadar masa lalu yang dilupakan.
Ia adalah fondasi penting dalam sejarah panjang Indonesia sebagai bangsa yang besar dan beragam, Dengan menggali dan memahami jejak-jejaknya, kita tidak hanya belajar tentang kejayaan nenek moyang, tetapi juga menemukan inspirasi untuk membangun masa depan yang lebih kuat dan lebih terintegrasi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
