Pemkot PGA

Menelusuri Sejarah Danau Bedugul: Permata Alam di Jantung Bali

Menelusuri Sejarah Danau Bedugul: Permata Alam di Jantung Bali

Menelusuri Sejarah Danau Bedugul: Permata Alam di Jantung Bali-net: foto-

PAGARALAMPOS.COM - Danau Bedugul, yang juga dikenal dengan nama Danau Beratan, merupakan salah satu destinasi wisata alam paling terkenal di Bali.

Suhu sejuk, pemandangan asri, serta keberadaan Pura Ulun Danu Beratan di tepiannya menjadikan Danau Bedugul sebagai tempat yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga kaya akan nilai sejarah dan spiritual.

Asal Usul dan Kepercayaan Masyarakat

BACA JUGA:Garut Menyimpan Segudang Sejarah: Kearifan Lokal dan Tradisi yang Tetap Terjaga di Era Modern

Nama "Bedugul" sendiri memiliki makna historis yang kuat. Dalam bahasa Bali, "bedugul" bisa diartikan sebagai bagian tubuh yaitu "punggung" atau "tengkuk", namun dalam konteks geografis, nama ini lebih merujuk pada posisi dataran tinggi tempat danau ini berada.

Konon, masyarakat Bali sejak zaman dahulu telah mengenal kawasan ini sebagai tempat yang sakral dan strategis, terutama karena keberadaan sumber air tawar yang melimpah, yang sangat penting bagi kehidupan dan pertanian.

Danau Beratan, sebagai bagian dari kawasan Bedugul, diyakini oleh masyarakat lokal sebagai tempat suci.

Pura ini menjadi simbol penting penghormatan terhadap alam dan peran air sebagai sumber kehidupan.

BACA JUGA:Yuk Mengenal Sejarah Danau Maninjau Sebuah Simbol Keindahan Alam dan Warisan Budaya

Sejarah Pura Ulun Danu Beratan

Arsitektur pura ini sangat unik, karena sebagian bangunannya berdiri di atas permukaan danau, menciptakan ilusi seolah-olah mengapung di atas air.

Keindahan pura ini telah lama menjadi ikon wisata Bali dan sering dijadikan objek dalam berbagai foto maupun lukisan.

Selain sebagai tempat ibadah, pura ini juga memainkan peran penting dalam sistem pengairan tradisional Bali yang dikenal dengan nama subak.

Sistem ini mengatur distribusi air dari danau ke lahan pertanian di sekitarnya, mencerminkan harmonisasi antara manusia dan alam, yang merupakan inti dari filosofi Tri Hita Karana.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait