Kesultanan Malaka: Pusat Perdagangan dan Penyebaran Islam di Asia Tenggara

Minggu 20-10-2024,03:30 WIB
Reporter : Gelang
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM - Kesultanan Malaka, yang berdiri pada abad ke-15, merupakan salah satu kerajaan terpenting dalam sejarah Asia Tenggara.

Terletak di selat Malaka, posisi geografisnya yang strategis menjadikannya pusat perdagangan internasional, menghubungkan antara Timur dan Barat.

Kesultanan ini didirikan oleh Parameswara, seorang pangeran dari Palembang, yang melarikan diri dari serangan Majapahit.

Dalam perjalanannya, ia menemukan lokasi yang ideal di tepi selat Malaka dan mendirikan kerajaan baru yang kelak menjadi sangat berpengaruh.

BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Kasunanan Kartasura: Dari Pendirian hingga Keruntuhan

Kebangkitan Kesultanan Malaka

Pada tahun 1400, Parameswara mengislamkan dirinya dan berganti nama menjadi Sultan Muhammad Shah.

Di bawah kepemimpinannya, Kesultanan Malaka mulai berkembang pesat.

Sultan Muhammad Shah menjalin hubungan baik dengan berbagai kerajaan di Asia Tenggara dan negara-negara di luar wilayahnya, seperti Tiongkok dan India.

Kesultanan ini menjadi tempat pertemuan bagi para pedagang dari berbagai negara, termasuk Arab, Persia, India, dan Tiongkok.

BACA JUGA:Dari Mataram ke Yogyakarta: Sejarah Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat

Keberagaman budaya dan agama membuat Malaka menjadi pusat peradaban yang kaya dan menarik.

Salah satu faktor kunci dalam kesuksesan Kesultanan Malaka adalah pelabuhannya yang aman dan sistematis.

Pelabuhan Malaka menjadi tempat transit utama bagi para pedagang yang melakukan perjalanan antara Asia dan Eropa.

Dalam waktu singkat, Malaka berkembang menjadi kota yang makmur, dengan berbagai komoditas perdagangan, seperti rempah-rempah, kain, dan hasil bumi lainnya.

Kategori :