Mengungkap Sejarah Kasunanan Kartasura: Dari Pendirian hingga Keruntuhan

Sabtu 19-10-2024,20:38 WIB
Reporter : Gelang
Editor : Almi

BACA JUGA:Menyelami Sejarah Kerajaan Indragiri: Pusat Perdagangan dan Kebudayaan Melayu

Perkembangan dan Tantangan

Selama masa pemerintahannya, Amangkurat II berusaha memperkuat posisi Kasunanan Kartasura dengan menjalin hubungan yang lebih erat dengan VOC.

Namun, keputusan ini juga menyebabkan ketergantungan kerajaan terhadap kekuatan asing.

Dalam perkembangannya, Kartasura menjadi semakin lemah akibat campur tangan VOC dalam urusan internal kerajaan.

Banyak bangsawan Jawa yang tidak puas dengan pengaruh Belanda yang semakin besar dalam pemerintahan.

BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Kerajaan Inderapura: Pusat Perdagangan dan Budaya di Sumatera Barat

Setelah wafatnya Amangkurat II, kerajaannya diwariskan kepada anaknya, Amangkurat III.

Namun, masa pemerintahan Amangkurat III diwarnai oleh konflik internal, termasuk pemberontakan yang dipimpin oleh Pangeran Puger, pamannya sendiri.

Pangeran Puger akhirnya berhasil merebut tahta dengan dukungan VOC dan dinobatkan sebagai Pakubuwono I.

Selama pemerintahannya, Pakubuwono I mencoba mempertahankan kestabilan kerajaan, tetapi masalah internal tetap menjadi tantangan besar.

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah dan Peran Kesultanan Gunung Tabur dalam Perdagangan dan Budaya

Kejatuhan Kasunanan Kartasura

Puncak dari ketidakstabilan di Kasunanan Kartasura terjadi pada tahun 1742, ketika pecahnya pemberontakan besar yang dikenal sebagai Geger Pacinan.

Pemberontakan ini dipimpin oleh etnis Tionghoa yang merasa diperlakukan tidak adil oleh VOC.

Mereka bekerja sama dengan beberapa bangsawan Jawa yang tidak puas dengan pemerintahan Pakubuwono II, raja yang berkuasa pada saat itu.

Kategori :