Jejak Kejayaan Kesultanan Gowa: Warisan Sejarah dan Perjuangan di Timur Indonesia

Jumat 18-10-2024,17:30 WIB
Reporter : Gelang
Editor : Almi

Sebagai kerajaan maritim, Kesultanan Gowa memiliki peran besar dalam jalur perdagangan internasional.

BACA JUGA:Mengenal Kesultanan Bima: Peranannya dalam Sejarah dan Budaya Indonesia Timur

Pelabuhan utama Kesultanan Gowa adalah Makassar, yang menjadi pusat perdagangan dan salah satu pelabuhan tersibuk di Asia Tenggara pada masanya.

Makassar terkenal sebagai tempat pertemuan berbagai bangsa, seperti Cina, India, Portugis, dan Belanda, yang datang untuk berdagang rempah-rempah, sutra, dan barang-barang lainnya.

Dengan letak geografis yang sangat strategis, Kesultanan Gowa menjadi penghubung antara Timur dan Barat, mengontrol jalur perdagangan penting yang menghubungkan Maluku, Sulawesi, dan Jawa.

Salah satu produk utama yang dijanjikan adalah rempah-rempah, terutama cengkeh dan pala, yang sangat berharga pada masa itu.

BACA JUGA:Kesultanan Berau: Sejarah, Kemakmuran, dan Warisan Budaya di Kalimantan Timur

Kejayaan dan Kejatuhan Kesultanan Gowa

Kesultanan Gowa mengalami masa kejayaan yang luar biasa di bawah pemerintahan Sultan Hasanuddin.

Namun, kehancurannya dimulai pada pertengahan abad ke-17 ketika VOC semakin mendominasi wilayah Indonesia.

Pada tahun 1667, Sultan Hasanuddin memaksa menandatangani perjanjian dengan Belanda, yang mengakhiri perlawanan terhadap penjajah.

Dalam perjanjian tersebut, Kesultanan Gowa harus mengakui kekuasaan Belanda atas wilayahnya dan menyerahkan sebagian besar kekuasaannya.

BACA JUGA:Kerajaan Bedahulu: Peradaban yang Membentuk Lampung dan Sejarah Sumatra

Setelah perjanjian tersebut, Kesultanan Gowa tidak sepenuhnya kehilangan pengaruhnya, namun secara politik dan ekonomi mulai dikuasai oleh dominasi Belanda.

Pada tahun 1700-an, Kesultanan Gowa semakin lemah dan akhirnya jatuh sepenuhnya pada abad ke-19 ketika Makassar sepenuhnya dikuasai oleh Belanda.

Warisan dan Pengaruh Kesultanan Gowa

Kategori :