PAGARALAMPOS.COM - Kesultanan Aceh, yang didirikan pada awal abad ke-16, merupakan salah satu kerajaan Islam terbesar di Asia Tenggara yang memiliki pengaruh besar di kawasan Nusantara dan Samudera Hindia.
Berada di ujung barat Pulau Sumatera, Kesultanan Aceh memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di Indonesia, perdagangan internasional, serta melawan penjajahan Eropa.
Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya di bawah pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607–1636), ketika Aceh menjadi pusat kebudayaan, ekonomi, dan politik yang kuat.
Asal-Usul Kesultanan Aceh
Kesultanan Aceh muncul sebagai kekuatan politik dan ekonomi yang signifikan setelah runtuhnya Kerajaan Samudera Pasai,
BACA JUGA:Sejarah Kerajaan Sriwijaya: Pusat Perdagangan dan Agama di Asia Tenggara
salah satu kerajaan Islam pertama di Nusantara. Samudera Pasai jatuh akibat serangan dari Kesultanan Malaka dan kemudian dari Portugis.
Kesultanan Aceh berhasil mengisi kekosongan kekuasaan ini dan berkembang menjadi salah satu pelabuhan terpenting di wilayah tersebut.
Letaknya yang strategis di jalur perdagangan internasional membuat Aceh menjadi persinggahan utama bagi pedagang dari Timur Tengah, India, dan Tiongkok.
Pendiri Kesultanan Aceh yang dikenal secara luas adalah Sultan Ali Mughayat Syah, yang memerintah dari tahun 1514 hingga 1528.
BACA JUGA:Dari Sumpah Palapa hingga Runtuhnya Majapahit: Sejarah Kerajaan Terbesar di Indonesia
Pada masanya, Aceh mulai memperluas kekuasaan dengan menaklukkan wilayah-wilayah di sekitarnya, termasuk Pelabuhan Pedir dan Pasai.
Ali Mughayat Syah juga memulai serangkaian perang melawan Portugis, yang saat itu menguasai Malaka, sebagai upaya untuk melindungi perdagangan Islam di kawasan tersebut.
Masa Kejayaan di Bawah Sultan Iskandar Muda
Puncak kejayaan Kesultanan Aceh terjadi pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda.