Kerajaan ini dikenal sebagai pengendali jalur pelayaran dan perdagangan rempah-rempah, emas, serta hasil bumi lainnya.
BACA JUGA:Puncak Carstensz Pyramid: Sejarah Nama dan Misteri yang Menyelimuti Gunung Tertinggi di Indonesia
Sriwijaya juga memainkan peran penting dalam penyebaran agama Buddha di Asia Tenggara.
Pada masa kejayaannya, Sriwijaya menjadi pusat studi agama Buddha yang terkenal, menarik para cendekiawan dan biksu dari berbagai negara.
Salah satu tokoh terkenal yang mengunjungi Sriwijaya adalah I-Tsing, seorang biksu dari Tiongkok yang mencatat pengalamannya belajar di Sriwijaya dalam perjalanannya menuju India.
I-Tsing menggambarkan Sriwijaya sebagai pusat intelektual agama Buddha yang disegani dan dihormati.
BACA JUGA:Gunung Inielika: Mengungkap Sejarah dan Legenda Mistis dalam Kepercayaan Masyarakat Flores
Sriwijaya juga memperluas kekuasaannya ke berbagai wilayah lain di Nusantara, seperti Jawa, Kalimantan, dan Semenanjung Malaya.
Dengan kekuatan militer yang tangguh, kerajaan ini berhasil menundukkan kerajaan-kerajaan kecil di sekitarnya dan menjalin hubungan diplomatik dengan kekaisaran-kekaisaran besar di Asia, seperti Dinasti Tang di Tiongkok.
Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya
Meskipun berjaya selama beberapa abad, Sriwijaya mulai mengalami kemunduran pada abad ke-11.
Salah satu faktor penyebab runtuhnya Kerajaan Sriwijaya adalah serangan dari kerajaan-kerajaan tetangga.
BACA JUGA:10 Kaisar Legendaris yang Mengukir Sejarah Kerajaan Romawi Kuno!
Pada tahun 1025, kerajaan Chola dari India menyerang Sriwijaya dan menjarah pusat kekuasaannya.
Serangan ini melemahkan posisi Sriwijaya dalam mengontrol jalur perdagangan.
Selain itu, munculnya kerajaan-kerajaan lain di Nusantara seperti Kerajaan Majapahit di Jawa dan Kerajaan Melayu di Jambi mulai menyaingi Sriwijaya dalam kekuatan maritim dan ekonomi.