Sejarah Kerajaan Sriwijaya: Pusat Perdagangan dan Agama di Asia Tenggara

Rabu 16-10-2024,11:38 WIB
Reporter : Gelang
Editor : Almi

Ditambah dengan faktor internal seperti ketidakstabilan politik dan perebutan kekuasaan, kejayaan Sriwijaya perlahan memudar hingga akhirnya runtuh pada abad ke-13.

BACA JUGA:Mengenal 10 Kaisar Terpenting dalam Sejarah Kerajaan Romawi Kuno!

Warisan dan Pengaruh Sriwijaya

Meskipun runtuh, pengaruh Kerajaan Sriwijaya tetap terasa dalam sejarah Nusantara.

Salah satu warisan terbesar dari Sriwijaya adalah perannya dalam menyebarkan agama Buddha di Indonesia dan Asia Tenggara.

Banyak candi-candi Buddha yang didirikan selama masa kekuasaan Sriwijaya, dan jejak pengaruh agama Buddha masih dapat ditemukan hingga saat ini.

Sriwijaya juga meninggalkan jejak dalam sistem perdagangan maritim.

BACA JUGA:Misteri dan Sejarah Pegunungan Schwaner: Antara Ilmu Pengetahuan dan Kepercayaan Lokal

Kerajaan ini menunjukkan bagaimana kekuatan maritim dapat membangun kekaisaran yang kuat melalui kendali atas jalur perdagangan internasional.

Strategi perdagangan Sriwijaya menjadi inspirasi bagi kerajaan-kerajaan maritim berikutnya di Nusantara.

Dalam aspek budaya, Kerajaan Sriwijaya memperlihatkan perkembangan peradaban tinggi di wilayah Indonesia bagian barat.

Bahasa Melayu Kuno yang digunakan dalam prasasti-prasasti Sriwijaya menjadi cikal bakal bahasa Melayu modern, yang kemudian berkembang menjadi bahasa Indonesia, bahasa nasional Indonesia saat ini.

BACA JUGA:Pegunungan Kapuas Hulu: Legenda, Misteri, dan Sejarah Adat Dayak

Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan terbesar di Nusantara yang memainkan peran penting dalam sejarah maritim, perdagangan, dan agama di Asia Tenggara.

Dengan kekuatan maritimnya, Sriwijaya berhasil menguasai jalur perdagangan internasional dan menjadi pusat penyebaran agama Buddha.

Meskipun runtuh akibat serangan dan faktor internal, warisan Sriwijaya terus hidup dalam budaya, agama, dan sejarah Indonesia hingga kini.

Kategori :