Gelar ini menunjukkan bahwa Airlangga mengintegrasikan ajaran Buddha ke dalam pemerintahan dan kehidupan sehari-hari.
4. Dharmmawansa: Bagian dari gelar ini digunakan oleh beberapa raja di Jawa dan Bali, menandakan kesinambungan kekuasaan.
Hal ini mencerminkan koneksi antara berbagai kerajaan, dan menegaskan warisan Airlangga di antara generasi penerus.
5. Ananta: Berarti "tak berujung," melambangkan Dewa Wisnu yang bertahan setelah peristiwa pralaya.
BACA JUGA:Misteri dan Sejarah Nama Gunung Waloolon, Bali: Gerbang Spiritual yang Tersembunyi
Ini menunjukkan bahwa kekuasaan dan keberanian Airlangga, yang diwakili oleh kata Vikrama, serta keturunannya dari dewa yang agung, ditandai oleh sifat yang abadi.
Kehidupan dan Warisan Airlangga
Airlangga dikenal sebagai raja yang bijaksana dan berani.
Selama masa pemerintahannya, ia meninggalkan warisan yang mendalam dalam sejarah Jawa.
Pendekatan pemerintahannya yang menggabungkan aspek-aspek Hindu dan Buddha menunjukkan kemampuannya untuk menyatukan berbagai budaya dan agama.
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah dan Misteri Mistis Gunung Sahuwai di Bali
Ini tidak hanya mencerminkan kekuatan politiknya tetapi juga integrasi sosial yang harmonis dalam masyarakat.
Setelah mundur dari tahta, perubahan gelar menjadi Aji Paduka Mpunku San Pinaka Chatra nin Bhuwana menunjukkan bahwa meskipun telah meninggalkan posisi sebagai raja, Airlangga tetap dihormati dalam masyarakat.
Gelar baru ini menggambarkan kedudukan yang tinggi dan penghormatan yang terus berlanjut, mencerminkan pengaruh yang telah ditinggalkannya.
Pengaruh Budaya dan Agama
BACA JUGA:Sejarah dan Misteri Gunung Batutara: Kekuatan Alam dan Kepercayaan Lokal