Pada masa itu, kekuatan Padjajaran terus merosot, dan banyak pemimpin yang tidak mampu mengelola situasi membuat kerajaan menjadi rentan terhadap serangan musuh.
Akhirnya, Kesultanan Banten dan Pakuan melancarkan serangan, mengakibatkan ibu kota dibakar habis, yang mungkin menjelaskan mengapa tidak ada jejak fisik yang tersisa dari kerajaan ini.
BACA JUGA:Pegunungan Kapur Utara: Menyingkap Sejarah dan Misteri yang Tersembunyi
Ada pula pendapat yang menekankan bahwa Padjajaran tidak sepenuhnya hilang bersama Prabu Siliwangi, melainkan karena konstruksi bangunannya yang terbuat dari kayu dan dedaunan.
Seorang netizen pernah berkomentar bahwa istana Kerajaan Sunda (Padjajaran) tidak dibangun dari batu atau beton, melainkan dari kayu dan atap dedaunan.
Ketika tentara Banten menyerang ibu kota Kerajaan Bogor, yang merupakan bagian dari Padjajaran, bangunan tersebut hancur tanpa menyisakan bukti fisik.
Dalam Wangsit Siliwangi, naskah yang dianggap memiliki nilai ramalan, disebutkan bahwa Padjajaran akan menghilang tanpa jejak dan hanya dapat ditemukan melalui ilmu pengetahuan.
BACA JUGA:Penemuan Luar Biasa: Arkeolog Ungkap Peradaban Kuno yang Hilang di Arab Saudi, Berusia 2 Milenium
Wasiat Prabu Siliwangi juga menegaskan bahwa Padjajaran akan menjadi bagian dari alam gaib, meninggalkan nama-nama bagi mereka yang berusaha menelusurinya.
Misteri mengenai hilangnya Kerajaan Padjajaran dan Prabu Siliwangi terus memicu perdebatan dan penelitian. Apakah ini akibat perubahan politik, kelemahan internal, atau mungkin karena bahan bangunan yang unik, misteri ini tetap menjadi fokus menarik dalam sejarah Tanah Sunda.
Hingga kini, jejak Padjajaran masih tersapu oleh waktu, dan hanya melalui penelitian lebih lanjut kita dapat berharap mengungkap rahasia di balik hilangnya kerajaan ini.