Cerita ini mempunyai lima bagian besar: penculikan Sita oleh Rahwana, pertarungan Rahwana dengan Jatayu dan Hanoman, pembakaran sandera Sita oleh Hanoman, pengepungan Hanoman oleh pasukan Rahwana, dan terakhir kemenangan Rama dalam menyelamatkan Sinta.
BACA JUGA:Mengapa Kampung Arab di Solo Menjadi Daya Tarik Wisatawan? Cari Tahu Sejarah dan Keunikannya Disini!
4. Pakaian Sederhana
Penari (kebanyakan laki-laki) duduk melingkar dengan menyilangkan kaki.
Mereka mengenakan sarung dengan motif hitam putih, seperti pola kotak-kotak di pinggang dan hiasan bunga di telinga.
5. Tempat
Tari Kecak sering dipentaskan di destinasi wisata terkenal Bali seperti Uluwatu, Tanah Lot, GWK (Garuda Wisnu Kencana), Ubud, dan Batu Bulan.
BACA JUGA:Melestarikan Tradisi dan Budaya di Sumatera Selatan
Pertunjukan biasanya menggunakan obor atau lilin sebagai penerangan, sehingga menambah suasana magis dan dramatis.
Makna dan Pesan Tari Kecak
Tari Kecak bukan sekedar gerakan fisik, namun setiap gerakan mempunyai cerita penting.
Kisah tari Ramayana ini menunjukkan keimanan terhadap kesaktian, kesetiaan, dan pengorbanan.
Rama berdoa sepenuh hati untuk menyelamatkan Sinta, kesetiaan Sinta kepada suaminya, dan pengorbanan burung Garuda yang siap mengorbankan sayapnya untuk menyelamatkan Sinta dari Rahwana menyampaikan pesan moral yang kuat.
BACA JUGA:Keunikan Suku Lintang: Warisan Budaya dan Tradisi yang Lestari di Sumatera Selatan
Melalui tari Kecak kita belajar bahwa kita tidak mempunyai sifat negatif seperti Rahwana yang rakus dan suka merampas harta orang lain secara paksa.
Dengan gerakan dinamis, ekspresi wajah, dan kostum tradisionalnya, tari Kecak tidak hanya bercerita tetapi juga merayakan dan memperkaya warisan budaya Bali.